Tatok Hardiyanto
Tatok Hardiyanto
Meski secara fisik Tatok Hardiyanto tidak sempurna atau disabilitas, tidak sedikitpun terbesit rasa minder di mata masyarakat. Justru sebaliknya, pria yang tercatat sebagai penyandang tuna rungu itu mampu menorehkan sederet prestasi olahraga yang sangat membanggakan. Terbukti baru-baru ini, lelaki asal Kampung Langai Kecamatan Panarukan Situbondo itu mampu menyabet satu medali emas, satu medali perak dan satu medali perunggu dari kejuaraan tenis meja pada Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV di Bandung Jawa Barat.
Tatok mengaku banyak waktu yang harus ia relakan demi meraih impiannya menjadi atlet nasional di bidang tenis meja di Tanah Air. Selain rajin berlatih, aku Tatok, dirinya juga rela mengeluarkan biaya besar agar cita-cita kecilnya terwujud. Bahkan, dalam even Peparnas 2016 kemarin, Tatok telah menghabiskan dana pribadi kurang lebih Rp 10 jutaan. “Nggak apa apa, saya rela keluarkan uang pribadi agar bisa ikut mengharumkan nama baik dunia olahraga Situbondo di kancah nasional,” tegasnya usai disambut Wabup dan Sekda Situbondo belum lama ini.
Ke depan ungkap Tatok, ia masih mengimpikan banyak raihan medali emas, baik di level Asian Games maupun even sekelas olimpiade paralimpik. Sebelumnya, aku Tatok lagi, ia telah mampu meraih 1 medali emas pada cabang olahraga tenis meja untuk even Sea Games mewakili Provinsi Jatim. Dari torehan prestasi moncer itu, ia berhasil meraih bonus dari Kementerian Pemuda dan Olahra RI sebesar Rp 33 juta. “Ternyata upaya saya bisa membuahkan hasil yang manis meski fisik tidak normal,” ujarnya.
Tatok memberi motivasi kepada koleganya yang senasib untuk terus berjuang dan berlaih keras agar bisa ikut mengharumkan nama Situbondo di dunia olahraga nasional dan Jatim. Tatok mencontohkan, koleganya yang bernama Dodik Saputro (penyandang tuna wicara) juga berhasil meraih satu medali emas di cabang olahraga tenis meja. “Dia (Dodik) juga memiliki semangat yang membara. Makanya dalam even Perpanas ke XV di Bandung kemarin, ia berhasil meraih satu medali emas,” pungkas Tatok mencontohkan. [awi]
