Langgar Lalin,Pelajar Tuban Dihukum Hafal Teks

Para pelajar yang terjaring Operasi Zebra 2015 di wajibkan membaca dan menghafal Tek Sumpah Pemuda. (Khoirul Huda/bhirawa)

Para pelajar yang terjaring Operasi Zebra 2015 di wajibkan membaca dan menghafal Tek Sumpah Pemuda. (Khoirul Huda/bhirawa)

Tuban, Bhirawa
Banyak cara untuk menyampikan pesan dan memberikan pendidikan secara tidak langsung pada pelajar dan generasi penerus negeri ini. Seperti halnya yang dilakukan Kepolisian Resort (Polres) Tuban pada moment peringatan hari sumpah pemuda tahun 2015 ini.
Sejumlah pelajar di wilayah Kecamatan Rengel Tuban yang terjaring razia lalu lintas dalam Operasi Zebra 2015 dan melangar lalin, diharuskan membaca dan menghafalkan Teks Sumpah Pemuda serta bersumpah untuk tidak melanggar pelangan lalu lintas lagi.
“Mereka tidak kita tilang, mengingat hari ini adalah Hari Sumpah Pemuda maka para pelajar yang tertangkap melanggar lalu lintas kita berikan hukuman membaca dan menghafal teks Sumpah Pemuda, dan ternyata banyak dari para pelajar ini yang tidak hafal,” kata AKP Musa Bachtiar, Kapolsek Rengel, Polres Tuban. (28/10).
Dalam razia ketertiban lalu lintas tersebut dilakukan petugas di sekitar pasar Rengel Tuban, dengan sasaran para pengendara yang tidak memakai kelengkapan dalam berkendara khususnya para pelajar yang sudah membawa sepeda motor.
Pelajar yang membawa kendaraan bermotor tidak memakai helm maupun sepeda motornya tidak dalam kondisi standar dikumpulkan di Halaman Mapolsek setempat. Hukuman menghafalkan teks Sumpah Pemuda bagi mereka untuk menerapkan nilai-nilai sumpah pemuda kepada para pelajar. Sehingga para pelajar sebagai generasi penerus memiliki jiwa untuk mematuhi peraturan dan ketertiban mulai dari hal paling kecil.
“Kita berharap dengan moment sumpah pemuda ini, para pelajar mengerti akan nilai-nilai yang di maksud dalam sumpah pemuda. Setidaknya dengan tekad hari Sumpah Pemuda para pelajar ini bisa selalu menaati ketertiban dan keamanan,” terang mantan Kasat Lantas Polres Sumenep ini.
Sebelumnya, Polsek Rengel ini juga menerapkan sangsi pada masyarakat yang melanggar lalin dalam Operasi Zebra 2015 dengan mendatangkan Kiai untuk diberikan nasehat dan bimbingan rohani, dengan tujuan untuk memberikan penyadaran pada masyarakt serta meminimalisir jumlah kecelakan di jalan yang terus meningkat.
Peduli Asap
Sementara itu, upacara Peringatan Sumpah Pemuda ke-87, di Alun-alun Bojonegoro, Rabu (28/10) kemarin, berlangsung khidmat. Bertugas sebagai inspektur upacara yakni Wakil Bupati Bojonegoro, Setyo Hartono, dan kegiatan upacara kali ini bertajuk ‘Revolusi Mental Untuk Kebangkitan Pemuda Menuju Aksi Satu untuk Bumi’.
Dengan tema ini Wabup mengajak kepada seluruh pemuda merevolusi diri untuk meningkatkan kualitas diri dalam menghadapi masa yang akan datang. “Merevolusi mental untuk seluruh pemuda itu harus,” kata Wabup saat menjadi inspektur upacara.
Upacara Hari Sumpah Pemuda ini diikuti oleh ratusan pelajar dari tingkat SD, SMP, SMA, SMK, Mahasiswa. Selain itu juga para Pegawai Negeri Sipil (PNS), Kepala SKPD Bojonegoro, Petugas Keamanan dan Ormas.
Dari pantauan di lapangan diketahui puluhan pelajar pingsan dan kelelahan akibat cuaca panas yang sangat menyengat. Namun tim medis langsung siap siaga menolong untuk memberi perawatan kepada peserta upacara yang kelelahan.
Sementara itu, usai kegiatan upacara SMPIT Insan Permata Bojonegoro menggelaar kegiatan aksi simpatik sumpah pemuda dan peduli asap yang di lakukan oleh siswa. Dimana selaim melakukan aksi simpatik para siswa juga membagikan selembaran kertas yang berjudul “Sumpah Pemuda Peduli Asap Indonesia” kepada pengenadara yang lewat.
Menurut Kepala Sekolah SMPTIT Insan Permata Bojonegoro, Siswandi mengatakan, aksi teaterikal ini mengandung pesan bahwa membangkitkan semangat juang dan berkoerban para pemuda untuk saling gotong royong membantu bencana asap yang saat ini sedang melanda sejumlah wilayah di Indonesia.
“Aksi sumpah pemuda ini di ikluti sebanyak 63 siswa. Teaterikal sumpah pemuda peduli asap menggambarkan bahwa membantu korban asap dan bertujuan untuk membekali siswa agar mampu bertanggung jawab dan senantiasa melakukan yang terbaik bagi dirinya, masyarakat dan untuk bangsanya,” ungkapnya.
Selain itu, di bagian belakang terdapat barisan siswa yang berpakaian adat dengan menujukkan bahwa Indonesia mempunyai keragaman budaya dan adat istiadat dari sabang sampai marauke yang harus di lestarikan. “Di sisi lain juga ada kelompok siswa yang bertugas sebagai penggalang dana yang berkeliling di alun-alun untuk nantinya di salurkan kepada korban asap,” imbuhnya. [hud,bas]

Tags: