Langgar Prokes, Pertunjukan Angklung di Brabe Maron Probolinggo Dibubarkan

Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kecamatan Maron membubarkan pertunjukan angklung.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Probolinggo, Bhirawa
Lonjakan Covid 19 terus bertambah Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Kecamatan Maron membubarkan pertunjukan angklung di Dusun Krajan, Desa Brabe, Kecamatan Maron. Pasalnya pertunjukan yang diselenggarakan kedapatan melanggar protokol kesehatan. Selain itu di wilayahnya korban meninggal akibat Corona bertambah, termasuk sang bidan panutan di puskesmas maron meninggal setelah positif Covid 19.

Pertunjukan sejatinya digelar untuk kegiatan sosial penggalangan dana. Di mana hasil yang diperoleh akan dimanfaatkan untuk pembangunan jalan dan penerangan jalan umum yang ada di desa tersebut. Namun, bantahan atas suara warga untuk berkerumun. Tidak hanya itu warga yang datang ditemukan banyak yang tidak memakai masker.

“Kami telah membubarkan acara musik yang ditemukan pada protokol protokol kesehatan,” ujar Camat Maron, Mudjito, Senin (18/1).

Mudjito menuturkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan sebenarnya mempunyai tujuan yang baik. Tapi dalam kondisi Pandemi Covid-19, ada aturan yang tetap harus dipatuhi. Di lain pihak adalah tidak mengadakan kegiatan yang mengundang kerumunan. Sebab saat ini kasus Covid-19 di Kabupaten Probolinggo masih perlu diwaspadai.

“Sesuai dengan petunjuk Bupati Probolinggo, saat ini sementara tidak mengadakan acara yang menelusuri kerumunan dulu anak-anak untuk memutus mata rantai penularan Covid-19,” katanya.

Disinggung terkait penanggung jawab kegiatan, Mudjito mengatakan bahwa kelompok musik angklung yang mengadakan kegiatan penggalangan dana tersebut merupakan asuhan dari Wakil Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo. Dia adalah Jon Junaedi.

Pembubaran pun dilakukan secara persuasif dan humanis serta memberikan imbauan agar selalu mematuhi protokol kesehatan. Tidak ada hambatan dalam proses pembubaran, warga yang menilai sekitar 300 orang dan panitia kegiatan yang membubarkan diri.

“Kami juga menyayangkan, karena itu semua peralatan infonya beliau (Jon Junaedi, red) yang siapkan. Tentunya sebagai pimpinan dewan mestinya harus membantu pemerintah untuk mengamankan warga dari pandemi, “katanya.

Sementara itu Wakil Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo Jon Junaedi mengaku tidak tahu kegiatan penggalangan dana yang dilaksanakan tersebut. Dirinya hanya memfasilitasi peralatan saja untuk berlatih anggota kelompok. “Saya hanya memfasilitasi alat untuk latihan tidak untuk mengadakan hiburan. Ini kok malah ada penggalangan dana, “tuturnya.

Setiap Sabtu malam latihan. Tetapi dilakukan secara bergiliran dirumah para pemain angklung. Tidak untuk dipertontonkan untuk khalayak ramai. Sebab kondisi masih belum diizinkan. “Latihan seperti biasanya, antar anggota kelompok saja. Jumlahnya juga tidak banyak, “tandasnya.

Dirinya menyayangkan bahwa namanya dicatut dalam kegiatan tersebut. Sedangkan saat kegiatan berlangsung dirinya tidak berada di tempat pelaksanaan. Melainkan ada kegiatan penting yang harus segera menghentikan.

“Harusnya panitia Penyelenggara Yang ditanyakan, kok Malah Saya. Dalam kondisi seperti ini saya tetap bersinergi dengan pemerintah agar wabah ini segera selesai, “kilah Jon.wap

Jumlah tenaga kesehatan yang meninggal usai terpapar Covid-19 di Probolinggo terus bertambah. Terbaru, Uswatun Hasanah, 42, bidan Puskesmas Maron meninggal Sabtu (16/1) malam setelah dinyatakan positif covid. Uswatun sempat mendapatkan perawatan di RSUD Waluyo Jati Kraksaan selama dua pekan. Namun nyawanya tidak tertolong. Hal ini diungkapkan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo dr. Dewi Vironica, Senin (18/1).

Pasien diketahui positif Covid-19 setelah melakukan pemeriksaan swab pada pekan pertama Januari. Pasien masuk dalam klaster pelangi. Sebab, belum diketahui sumber penyebarannya. Mengingat, pasien sering kontak dengan masyarakat untuk memberikan layanan medis. “Pasien mengeluh mengalami gejala Covid. Karena itu dia diperiksa dan diketahui positif sejak Rabu (6/1),” kata Dewi.

Setelah diketahui positif, Uswatun dirawat intensif selama hampir dua pekan di RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Petolongan medis dan penanganan pasien sudah dilakukan sesuai dengan prosedur. Namun, kondisi Uswatun tidak dapat tertolong. “Sudah dilakukan tindakan, tetapi Tuhan sudah berkata lain, akhirnya meninggal dunia Sabtu (16/1) malam,” lanjutnya.

Dewi menyebut, tracing juga dilakukan kepada pihak keluarga. Hasilnya, semua keluarga dalam keadaan baik. Menurut Vironica, Bidan Uswatun merupakan salah satu bidan terbaik di Puskesmas Maron. Ketelatenan dan kesabarannya saat memberikan pelayanan layak dijadikan panutan. “Orangnya baik dan patut menjadi contoh,” bebernya.

Dirinya pun mengimbau kepada masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan. Sebab, hingga kini kasus positif terus meningkat. Perlu ada sinergi antara pemerintah dengan masyarakat agar pandemi segera berakhir. “Kami tak henti-hentinya berpesan agar protokol kesehatan benar-benar diterapkan. Semuanya untuk kepentingan bersama,” tambahnya.(Wap)

Tags: