Langka, Hiswana Kota Kediri Larang Beli BBM Pakai Jerigen

Kelangkaan pasokan BBM di Kota Kediri hingga, Kamis (7/1) masih terjadi. Hiswana Migas akhirnya menerapkan larangan pembelian BBM dengan menggunakan jeriken di wilayah Karesidenan Kediri.

Kelangkaan pasokan BBM di Kota Kediri hingga, Kamis (7/1) masih terjadi. Hiswana Migas akhirnya menerapkan larangan pembelian BBM dengan menggunakan jeriken di wilayah Karesidenan Kediri.

Kediri, Bhirawa
Kelangkaan pasokan BBM di Kota Kediri hingga, Kamis (7/1) masih terjadi. Hiswana Migas akhirnya menerapkan larangan pembelian BBM dengan menggunakan jeriken di wilayah Karesidenan Kediri.
Ketua Hiswana Migas Kediri David Tompo Wahyudi menjelaskan jika kelangkaan BBM terjadi karena beberapa faktor yang terjadi. Dia menuturkan kendala kelangkaan terjadi pada awal penurunan BBM diberlakukan mulai 5 Januari lalu karena pengusaha tak mau merugi dengan menolak mengambil DO.
“Padahal pihak organisasi sudah menyarankan agar menebus seperti biasa,” ungkap David saat melakukan pemantauan pembeli dengan menggunakan jeriken di SPBU Pesantren Kota Kediri.
Selain itu, juga ada kepanikan masyarakat dengan penurunan harga BBM. Kendala lain, terbatasnya armada pengambilan BBM ke Surabaya yang membutuhkan waktu sekali jalan 7 jam dan otomatis hanya bisa dua rit.
“Coba kalau Depo di Kota Kediri tidak ditutup oleh Pertamina kemungkinan tak akan terjadi kendala,” kata David.
David mengakui jika analisa pihak Hiswana bahwa stok BBM normal hari ini ternyata meleset. “Sungguh kelangkaan yang terjadi di Kota Kediri sangat luar biasa” tambah David.
Saat ini pihak Hiswana sudah meminta bantuan armada dari Malang dan juga Madiun. Sementara itu untuk pelayananan permintaan BBM pihak Hiswana berharap dalam 24 jam kelangkaan dapat segera terurai.

Jember Juga Kehabisan
Sejumlah SPBU di Kabupaten Jember, Kamis (7/1), masih kehabisan stok BBM terutama untuk bahan bakar bersubsidi yakni premium dan solar.
“Susah mendapatkan premium di sejumlah SPBU kawasan kota karena sejumlah SPBU memasang papan bertuliskan premium habis,” kata salah seorang pengendara motor, Amin, saat berada di SPBU Jalan Ahmad Yani Jember kemarin.
Menurutnya, beberapa SPBU kehabisan stok premium dan solar setelah pemerintah mengumumkan penurunan harga BBM bersubsidi pada 5 Januari 2016, sedangkan yang tersedia bahan bakar non subsidi seperti pertamax dan pertalite.
“Harga eceran di sejumlah kios bensin juga masih tinggi yakni Rp 9.000-10.000 per botol penuh, padahal harga premium sudah turun menjadi Rp7.050 per liter,” keluh penjual koran tersebut.
Ia berharap penurunan harga BBM yang tidak seberapa tersebut tidak menyebabkan pasokan premium dan solar di sejumlah SPBU Kabupaten Jember tersendat, sehingga banyak warga yang sulit mendapatkan premium.
Supervisor SPBU Jalan Ahmad Yani, Nurul Erviani, mengatakan pihak SPBU melakukan penebusan BBM bersubsidi secara normal dan tidak ada pengurangan pemesanan ke Pertamina.
“Hari ini (Kamis kemarin) memang stok premium, solar, dan pertamax kosong, namun tangki Pertamina masih dalam perjalanan menuju ke SPBU Jalan Ahmad Yani,” katanya.
Ia menilai warga terlalu panik berlebihan, sehingga membeli BBM melebihi kebutuhan yang menyebabkan stok bahan bakar bersubsidi kosong, namun di sisi lain ada juga SPBU yang mengurangi pembelian stok BBM jelang penurunan harga.
Area Manager Communication dan Relations Pertamina Marketing Operation Region V Heppy Wulansari di Surabaya membenarkan adanya peningkatan konsumsi BBM di Jawa Timur yang mencapai 17 persen.
“Saya imbau masyarakat tidak panik karena stok BBM di Depo Tanjungwangi Banyuwangi masih aman untuk dua pekan hingga tiga pekan ke depan,” katanya.
Ia mengatakan Pertamina akan menambah pasokan BBM, khususnya di wilayah Jawa Timur yakni jenis premium sebesar 47 persen dari konsumsi 10.263 kilo liter per hari dan jenis solar sebesar 62 persen dari konsumsi 5.292 kilo liter per hari untuk pemulihan stok SPBU pasca lonjakan permintaan BBM. [van,efi]

Tags: