Lanjut Usia Sejahtera dan Jadikan Anjal Mandiri Sosial

Ribuan lansia melangsungkan senam bersama dalam memperingati Hari Lanjut Usia Nasional 2014.

Ribuan lansia melangsungkan senam bersama dalam memperingati Hari Lanjut Usia Nasional 2014.

Pemprov, Bhirawa
Kepedulian Pemprov Jatim terhadap para lanjut usia (lansia) dan anak jalanan (anjal) terus berlanjut. Sebab, lansia juga mempunyai potensi seperti, pengalaman, kesabaran dan kemampuan yang belum tentu dimiliki generasi lainnya.  Begitu pula dengan anjal yang begitu rentan terhadap masalah kesejahteraan sosial harus tetap terampil.
Sebagai bentuk komitmen yang tinggi terhadap pelayanan sosial lansia, Pemprov Jatim telah mempunyai perda penanganan lansia sebagai landasan atau pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan lanjut usia, yaitu Perda Jatim nomor 5 tahun 2007 tentang kesejahteraan lansia.
Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo SH Mhum juga tak hentinya mengharapkan mengajak generasi muda baik yang  ada di pemerintahan maupun di swasta, agar selalu mewujudkan lansia menjadi sejahtera sebagai rasa hormat dan rasa sayang kepada orang tua.
Perhatian terhadap lansia itu dilakukan dalam kegiatan memperingati hari lansia ke-19 tahun 2014, yang jatuh setiap tanggal 29 Mei. Keikutsertaan lansia perwakilan Jatim ke Madiun, karena Madiun menjadi juara pertama karang werda, sebagai percontohan se Jatim. Sebanyak 2.400 lansia yang mengikuti senam adalah perwakilan pemenang juara II,III dan harapan.
Kepala Dinas Sosial Jatim, Drs Sudjono MM mengatakan, tema peringatan hari lanjut usia nasional tahun 2014  yaitu ” Jadikan Lanjut Usia Sejahtera “, maka diharapkan keberadaan lanjut usia yang setiap tahun jumlahnya  meningkat itu tidak menjadi beban dan menimbulkan permasalahan bagi generasi selanjutnya.
Menurutnya, secara kualitatif masalah sosial yang dialami para lanjut usia diantaranya degeneratif berbagai segi kehidupan, seperti menurunnya tingkat kesehatan, terbatasnya kesempatan dan menurunnya fungsi serta peranan sosial di masyarakat.
Selanjuynya, para lanjut usia yang terlantar umumnya berpendidikan rendah, tidak punya ketrampilan bahkan tidak punya sanak keluarga yang dapat memenuhi kehidupannya secara layak. Bahkan, tidak jarang lanjut usia kurang mendapatkan kepedulian/memperoleh pelayanan, pembinaan serta perhatian secara psikologis merasa dirinya disisihkan.
Kemudian, masalah sosial lainnya, sebagian besar lanjut usia tidak atau belum memiliki jaminan sosial di masa tuanya.
“Upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia harus mempertimbangkan kondisi lansia  itu, dengan upaya yang terencana dan  berkesinambungan melalui program bantuan, pelayanan dan jaminan serta perlindungan sosial. Sehingga, mereka bisa menikmati sisa hidupnya dengan diliputi ketentraman lahir dan bathin,” ujarnya. [rac]

Tags: