Lapindo Beber Keandalan Casing Pengeboran

PT Lapindo BrantasPemprov Jatim, Bhirawa
Harapan Ketua Dewan Riset Daerah (DRD) Jatim Prof Hotman Siahaan agar PT Lapindo Brantas hadir dalam  Focus Group Discussion (FGD) Terbatas tentang Kelayakan Rencana Pengeboran Lapindo Brantas di Desa Kedungbanteng, Tanggulangin Sidoarjo, terpenuhi.
Saat diminta melakukan paparan, Lapindo Brantas membeberkan data-data yang diharapkan meyakinkan rencana pengeboran sumur pengembangan Tanggulangin (TGA) 10 dan TGA 6 di Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin bakal berjalan aman.
Salah satu data kunci yang dipunyai Lapindo Brantas adalah data integritas atau keandalan casing pada sumur-sumur yang ada di Lapangan Wunut dan Tanggulangin, termasuk yang ada di Desa Kedungbanteng. Data integritas casing ini didapat saat pihak Lapindo Brantas melakukan proses workover terhadap beberapa sumur yang hingga kini masih memproduksi.
“Sudah pernah dilakukan workover pada sumur Wunut 19 pada tahun 2013 dan Tanggulangin 3 pada tahun 2011. Hasilnya, peralatan bisa menyentuh dasar sumur. Ini membuktikan kondisi casing di sumur-sumur itu tidak ada yang bengkok,” kata Vice President Corporate Communication Lapindo Brantas Inc, Hesti Armiwulan, didampingi Vice President Operations Lapindo Brantas, Harsa Harjana, yang hadir di FGD yang digelar di Kantor Bappeda Provinsi Jatim, Rabu (10/2).
Data integritas casing  itu, lanjutnya, membuktikan sumur-sumur gas Lapindo Brantas yang dibor pada kedalaman 3.000 kaki atau sekitar 1.000 meter tidak terimbas semburan lumpur panas. “Total ada 21 sumur di Wunut dan 5 Sumur di Tanggulangin, termasuk 3 sumur yang ada di Desa Kedungbanteng. Semua sumur itu tidak ada yang terimbas semburan lumpur atau pun  deformasi yang sering dibicarakan,” kata Harsa.
Dijelaskan, selama ini ada asumsi bahwa ada semburan lumpur telah mengakibatkan penurunan tanah yang bisa membahayakan kegiatan pengeboran sumur pengembangan TGA 10 dan TGA 6. “Namun faktanya kegiatan workover berjalan aman. Kalau terimbas semburan lumpur panas, penurunan tanah  apalagi patahan  pasti casingnya akan bengkok dan kegiatan workover tidak bisa dilakukan. Namun buktinya alat yang dimasukkan ke casing dengan ukuran 6/9 inci bisa masuk hingga ke dasar sumur,” katanya.
Sumur Wunut 19 yang pernah mengalami workover ini hinga kini masih memproduksi. Sumur ini, lanjutnya, jaraknya dari pusat semburan sekitar 1,5 km. Begitu juga dengan sumur Tanggulangin 3 yang jaraknya sekitar 3 km dari semburan lumpur.
“Di lokasi sumur TGA 2 itulah akan dibor sumur pengembangan TGA 10. Sementara  sumur Tanggulangin 6 nantinya 4 km dari pusat semburan. Letaknya bersebelahan dengan sumur Tanggulangin 1 dengan jarak 50 meter. Jadi dua-duanya merupakan sumur pengembangan,” tegas Harsa.
Selain itu, lanjut Harsa, Lapindo Brantas juga mempunyai data hasil monitoring tekanan semur yang rutin dilakukan setiap harinya. Dari monitoring terhadap tekanan sumur diketahui kondisi tekanan semur semua normal atau stabil. Data ini diperkuat bukti  tidak ada gas yang hilang.
“Ini memperkuat bukti bahwa sumur-sumur itu  yang ada tidak berkorelasi dengan semburan lumpur yang terjadi sejak tahun 2006. Ini juga diperkuat fakta  bahwa penurunan produksi atau declining rate pada sumur-sumur gas itu juga berjalan alamiah,” tegasnya.
Data lain yang juga memperkuat keyakinan itu adalah hasil minitoring subsidence (penurunan tanah). Dari monitoring subsidence, sumur-sumur yang dibor pada kedalaman 3.000 kaki semuanya tidak mengalami penurunan tanah.
“Sumur-sumur itu telah diberi GPS. Hasil monitoring menunjukkan tidak ada penurunan tanah pada lapangan yang kami punyai. Ini yang memperkuat keyakinan kami bahwa sumur pengembangan Tanggulangin 6 ataupun Tanggulangin 10 yang akan dibor pada kedalaman 3.000 kaki berada pada lapisan tanah yang aman dari gangguan rekahan tanah,” jelasnya.
Data ini, lanjut Harsa, juga sesuai dengan data yang dikeluarkan Badan Geologi Nasional tahun 2012 yang memasukkan lapangan Tanggulangin tidak masuk pada  daerah terdampak. Artinya, lapangan Tanggulangin, termasuk lokasi rencana pengeboran sumur pengembangan TGA 10 dan TGA 6 berada di zona aman. “Karena itu, kami yakin kegiatan pengeboran sumur pengembangan TGA 10 dan TGA 6 akan berjalan aman,” pungkasnya. [iib]

Tags: