Lapindo Matikan Sumur TGA 5 yang Bocor

Para petugas yang pernah melakukan perbaikan pipa gas di Desa Kedungbanteng Tanggulangin. [achmad supryaogi/bhirawa]

Para petugas yang pernah melakukan perbaikan pipa gas di Desa Kedungbanteng Tanggulangin. [achmad supryaogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Bocornya pipa penyalur distribusi menuju ke gas plant yang ada di titik Tanggulangin 3 (TGA 5). Membuat PT Lapindo Brantas Inc cepat melakukan shut-in (mematikan sumur secara manual) terhadap sumur TGA 5 itu.
Lapindo Brantas menjamin pasokan untuk Jargas (Jaringan Gas) bagi warga tak terganggu, karena langsung dialihkan ke sumur TGA 1 dan TGA 2. Hal ini ditegaskan Vice President Operation PT Lapindo Brantas, Harsa Harjana, Minggu (23/10) kemarin.
Menurutnya, walaupun ada sumur yang terpaksa shut-in, tetapi pasokan untuk program Jargas tidak terganggu. ”Kami pasok gas dari sumur lain, yakni dari sumur TGA 1 dan TGA 2. Kami kini sedang bersiap memperbaiki pipa yang bocor agar sumur TGA 5 segera berproduksi kembali,” katanya.
Penjelasan disampaikan Lapindo Brantas, menyusul  kekhawatiran warga bahwa pasokan gas untuk program Jargas bakal  mengalami gangguan.  Seperti diketahui, Pertagas sedang menuntaskan program Jargas sekitar  3.850 Sambungan Rumah (SR) untuk warga Tanggulangin, Sidoarjo. Gas program Jargas itu diambilkan dari sumur Lapindo Brantas yang ada di Tanggulangin.
Lebih lanjut, Harsa menjelaskan, pipa yang bocor ada di bawah aliran sungai yang mengalir di Desa Kalidawir. Dugaan sementara, pipa yang bocor  ada pada bagian ujung pipa di bawah air sungai, tepatnya pada kedalaman 2 meter dari dasar sungai. Diduga, akibat ada timbunan air yang terbawa gas pada bagian pipa yang berbentuk ‘U’.
”Karena itu, kami tak akan memperbaiki pipa lama yang ada di bawah sungai. Tetapi mengganti dengan pipa baru dan memindahkan posisinya menjadi di atas  sungai,” jelas Harsa Harjana.
Kebocoran pipa itu terjadi Jumat (15 /10) lalu, tepatnya sekitar pukul 22.00 ditemukan Marsam warga Kalidawir yang melihat ada buble dan air muncrat bersamaan lumpur dari sungai. ”Karena pipa yang bocor ada di dasar sungai, munculnya buble bersamaan lumpur, karena terbawa tekanan gas yang tinggi mencari jalan keluar,” jelasnya.
Tak sampai 30 menit, aliran gas sudah bisa dihentikan untuk meminimalkan risiko. Sekitar pukul 23.00 WIB, buble dan air bercampur lumpur yang muncrat sudah berhenti total. ”Kami mengucapkan terima kasih pada Pak Marsam yang langsung tanggap melaporkan, hingga cepat ditangani,” katanya.
Ditemui terpisah, Kepala Desa Kalidawir, M Anas, juga meminta Lapindo segera melakukan perbaikan pipa yang bocor. Alasannya pipa itu sangat vital untuk mengalirkan gas. ”Karena sudah terjadi kerusakan, harusnya diganti dengan pipa baru,”  pinta M Anas. [ach]

Tags: