Larang Atribut Parpol di Muktamar NU Ke-33

Ketua Panitia Daerah Muktamar Ke-33 NU H Saifullah Yusuf (Gus Ipul) didampingi Sekretaris Panitia Daerah Muktamar Ke-33 NU H Thoriqul Haq saat menggelar konfrensi pers dihadapan media massa di Kantor PWNU Jatim Jl Masjid Agung Timur Surabaya, Kamis (23/7).

Ketua Panitia Daerah Muktamar Ke-33 NU H Saifullah Yusuf (Gus Ipul) didampingi Sekretaris Panitia Daerah Muktamar Ke-33 NU H Thoriqul Haq saat menggelar konfrensi pers dihadapan media massa di Kantor PWNU Jatim Jl Masjid Agung Timur Surabaya, Kamis (23/7).

Surabaya, Bhirawa
Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama yang akan digelar di Jombang tinggal menunggu waktu. Tenda besar berkapasitas lima ribu peserta juga mulai dibangun tepat di tengah alun-alun Kabupaten Jombang. Selain itu, tenda-tenda kecil melingkari alun-alun untuk panitia dan simpatisan juga mulai didirikan.
“Saat ini 90 persen Jombang telah siap, tenda-tenda bahkan sudah mulai di bangun termasuk tenda untuk bazaar di alun-alun Jombang,” kata Ketua Panitia Daerah Muktamar NU, Drs H Saifullah Yusuf, ketika memberikan keterangan pers terkait persiapan Muktamar di kantor PWNU Jatim, Kamis (23/7).
Selain di alun-alun, empat pesantren juga telah siap menerima peserta muktamar sebagai lokasi menginap. Empat pesantren itu adalah Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Darul Ulum Peterongan, Tebuireng dan Denanyar.
Peserta muktamar dijadwalkan akan mulai datang ke Jombang pada tanggal 30 Juli untuk melakukan registrasi. Untuk peserta, panitia juga akan menyediakan transportasi dari Bandara Juanda ke Jombang.
Pembukaan muktamar rencananya akan digelar pada hari, Sabtu (1/8), pukul 19.30 WIB dan akan dibuka secara langsung oleh Presiden Joko Widodo. “Ini untuk pertama kalinya muktamar dibuka pada malam hari,” ujar Gus Ipul, sapaan lekat Saifullah Yusuf.
Gus Ipul yang juga wakil gubernur Jatim ini mengatakan, sesuai jadwal, muktamar akan ditutup pada hari Rabu (5/8). Jadwal muktamar sendiri usai pembukaan akan dilanjutkan dengan pembahasan tata tertib, sidang komisi, sidang pleno, serta pemilihan ketua umum dan rois aam.
Dalam sidang-sidang ini, selain akan membahas program kerja organisasi, juga akan membahas masalah keumatan dan kebangsaan. “Yang paling menjadi perhatian adalah pembahasan tema muktamar yaitu Islam Nusantara. Tama ini nanti akan dikupas dan diaplikasikan untuk kehidupan bangsa,” kata dia.
Untuk proses pemilhan ketua dan rois aam, Gus Ipul mengatakan hingga saat ini yang masih menjadi perdebatan adalah proses pemilihan rois aam dengan metode ahlul halli wal aqdi, dimana pemilihan akan dilakukan dengan metode perwakilan.
“Nanti akan dipilih beberapa kiai sepuh yang akan menentukan rois aam. Sebenarnya keputusan menggunakan ahlul halli wal aqdi sudah disepakati dalam Munas beberapa waktu lalu, tapi tetap nanti diserahkan pada muktamirin pengennya seperti apa,” kata dia.
Gus Ipul mengatakan, penggunaan ahlul halli wal aqdi, dimaksudkan untuk menghindari proses voting sehingga bisa menjauhkan terjadinya gesekan diantara pada kiai dalam proses pemilhan rois aam. “Jangan sampai Muktamar seperti pilkada yang pernah terjadi di Muktamar di Makassar, banyak baliho berdiri persis seperti pilkada,” ungkapnya.
Terkait atribut partai, Gus Ipul juga menegaskan, partai politik di larang memasang atributnya di lokasi muktamar. Partai politik hanya boleh memasang atributnya seperti bendera, baliho, poster dan lain sebagainya di luar lokasi muktamar, seperti di Surabaya dan daerah lainnya.
“Ini bukan keputusan saya, tapi keputusan panitia muktamar. Silahkan partai memasang ucapan selamat terselenggaranya muktamar atau ucapan selamat datang yang ada atributnya partai. Tapi jangan dipasang di area muktamar. Mungkin bisa di Surabaya, Mojokerto atau daerah lainnya. Yang boleh pasang adalah atribut sponsor,” tandasnya. [iib]

Tags: