Latih Guru, Cerdaskan dan Kembangkan Potensi Anak

yayasan-dana-sosial-al-falahSurabaya, Bhirawa
YDSF (Yayasan Dana Sosial Al Falah) melangsungkan pendidikan kepada guru yang ada pada pendidikan dasar pada tingkatan SD atau Madrasah Ibtidaiyah (MI), dengan memberikan bantuan pendidikan seperti menggelar pelatihan bagi guru MI di wilayah Jawa Timur.
“Saat ini YDSF fokus membantu pengembangan sektor pendidikan khususnya bagi sekolah-sekolah Islam. Misalnya pelatihan tenaga guru pendidik di MI Hasanudin ini kami bantu dengan datangkan pemateri dari KPI (Kuantita Pendidikan Indonesia),” kata Penanggung Jawab Program Pendidikan YDFS, Mas Hari saat berada di pelatihan yang digelar di MI Hasanudin, Kec Jambangan, Kota Surabaya.
Untuk kegiatan pelatihan di 2016 ini, lanjut dia, YDSF membantu di 30 titik di seluruh Jawa Timur. Di setiap titik lokasi pelatihan bisa diikuti 10-20 sekolah. Dengan membantu pelatihan tenaga pendidik itu, ia berharap agar kualitas mengajar para pendidik bisa lebih optimal, khususnya dalam mencerdaskan dan mengembangkan potensi anak didiknya.
Dijelaskannya, dari 38 kab/kota di Jatim, saat ini ada wilayah prioritas yang mendapatkan porsi pelatihan lebih banyak, yakni Tapal Kuda (wilayah Timur Jatim) dan Madura. “Sesuai data dan fakta, tingkat pendidikan di Tapal Kuda dan Madura masih tergolong rendah.,” ungkapnya.
Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kemenag (Kementerian Agama) Surabaya, Umi Kholisoh menuturkan, peningkatan pengelolaan madrasah di Surabaya oleh Kemenag masih kurang optimal.
“Dari aspek anggaran dari pusat (APBN) masih sangat terbatas. Untuk itu Madrasah harus pandai membuat inovasi peningkatan mutu pengeloaan dan profesionalisme guru dengan menggandeng berbagai pihak,” jelasnya.
Dari segi anggaran, Kemenag Surabaya tahun 2016 hanya mendapatkan kuota satu kali pelatiihan tenaga pendidik dari delapan pelatihan yang diajukan. “Dari anggaran DIPA Kemenag memang sangat terbtas. Kami ajukan tujuh sampai delapan pelatihan selama 2016 tapi hanya dapat anggaran satu kali saja. Jadi program madrasah menggandeng YDSF ini sudah sangat tepat,” jelasnya.
Pengawas Pendidikan Madrasah Kantor Kemenag Surabaya, Muh Zaini menuturkan, saat ini perkembangan minat orang tua menyekolahkan anak ke madrasah makin meningkat. “Tahun 2009 siswa kelas tiga hanya ada delapan anak. Sekarang sudah bisa sampai tiga kelas. Secara kuantitas anak didik bertambah. Kualitas juga tidak kalah. Ini yang membuat minat masyarakat menyekolahkan anaknya ke madrasah semakin tinggi,” ulasnya.
Tak hanya dari pendidikan agama, aspek pendidikan umum madrasah juga cukup banyak. “Ada lulusan MI juga bisa diterima di SMPN favorit di SUrabaya. Bahkan Juara 1 lomba MIPA dari MI. Ujian nasional tertinggi dari MI di salah satu kecamatan di Surabaya,” ungkapnya.
Kepala Sekolah MI Hasanudin, Rohmatul Faizah menambahkan, pihaknya sangat berterima kasih pada YDSF yang telah banyak membantu pendidikan di madrasah. Ia mengakui jumlah muridnya jadi meningkat sejak ada bantuan YDSF.
Manager Training KPI, Eko Priyono menjelaskan, pelatihan yang dilakukan dengan para tenaga pendidik yakni dengan sistem entertain (hiburan) agar proses mengajar membawa kelas menjadi hidup.
“Kami ingin menjadikan para guru yang ahli dan dicintai anak-anak. Jadi guru tidak hanya banyak bicara, tapi guru tak hanya mengajar dan mendidik tapi harus bisa memberdayakan serta menginspirasi dan mendakwahkan sebuah pelajaran,” jelasnya.
Ia menjelaskan, dengan pelatihan tersebut guru akan diajarkan agar dapat menguasai kelas saat mengajar dengan 20 strategi student active learning (metode belajar siswa aktif). Dalam pembelajaran itu, siswa diajak lebih aktif dengan pendekatan visual, auditori dan kinesteti. [rac]

Tags: