Latih Imajinasi Siswa dengan Permainan ‘Sambung Cerita’

Suasana pembelajaran kelas 4 SDN Semambung 2 Sidoarjo dengan permainan Sambung Cerita.

Sidoarjo, Bhirawa
“Siapkan selembar kertas dan alat tulis !” seru guru kelas 4 Sekolah Dasar Negeri (SDN) Semambung 2 Sidoarjo Pillah Mahardeka IW begitu masuk kelas. Canda tawa dan wajah riang siswa, mendadak berubah menjadi penuh kepanikan dan ketegangan begitu mendengar seruan tersebut.
“Ada apa bu? Jangan ulangan, saya belum belajar!” teriak Faizal. Kepanikan dan kebingungan begitu jelas terpancar dari wajah anak-anak. Para siswa pun mengira akan dilaksanakan ulangan dadakan. Padahal Guru kelas 4 tersebut sedang ingin mencoba model pembelajaran dengan menggunakan permainan sambung cerita.
Menurut Bu Pillah -demikian ibu guru manis ini biasa dipanggil anak didiknya– pembelajaran ini terinspirasi saat percakapan di dalam mobil bersama guru senior Lailatul Badriyah, S.Pd. Menurut Bu Bad -demikian Ibu Pillah biasa memanggilnya– mengungkapkan perlunya pembelajaran yang menekankan pada imajinasi melalui sambung cerita.
Lebih lanjut menurut Badriyah, siswa diberikan sedikit pancingan berupa, sepenggal cerita sederhana. Harapan dari pembelajaran ini melatih imajinasi melalui hal sederhana, mengenalkan dunia literasi, dan menunjukkan menulis itu menyenangkan bukan hal yang sulit.
Penulispun mengawali permainan ini dengan membacakan sepenggal cerita.
“Seorang peternak bernama Paijo yang memiliki 10 sapi di kandangnya. Pada saat memberi makan, tiba-tiba satu ekor sapi menghilang. Selesai”.
Selanjutnya, penulis pun memberi kesempatan siswa untuk melanjutkan cerita.
Terlihat wajah yang serius memikirkan alur ceritanya. Sesaat terlintas senyum di bibir mereka, entah apa yang ditulisnya hingga membuatnya tersenyum.
Satu per satu siswa mulai bergantian membacakan cerita temannya. Imajinasi mereka begitu luar biasa dapat mengembangkan cerita menuju suasana menyenangkan, menyedihkan dan bahkan menyeramkan.
Menurut Rieke sapi tersebut hilang ke ladang rumput karena ingin makan rumput segar. Sementara cerita Orlin “Paijo menemukan sapinya sedang di tali di tepi jurang. Ada burung cendrawasi, dia pun memberi tumpangan Paijo dan Sapinya”.
“Man, memang kuat burung cendrawasi membawa sapi?” ujar goda Prayoga.
Cerita paling menarik menurut mereka adalah cerita dari Muhammad Haidar Amuli.
“Paijo memanggil warga-warga untuk membantu mencari sapi yang ternyata masuk hutan angker. Warga melihat sesosok ada yang berjalan, warga mengikuti sesosok itu yang ternyata sapi Paijo. Awalnya dipikir bayangan tadi hantu, ehh ternyata sapi” katanya mengakhiri cerita yang disambut tertawa bersama penuh kegembiraan. [Pillah Mahardeka IW – Guru SDN Semambung 2 Sidoarjo]

Tags: