Lawan Rasa Sakit dengan Kegiatan Mendongeng

Ahmadah Lukluil Maknun, SPdI

Ahmadah Lukluil Maknun, SPdI
Divonis sakit kanker di saat usia sangat muda, tentu bukan hal mudah untuk dilewati. Namun tidak dengan sosok perempuan tangguh satu ini. Di tahun 2011, disaat mendekati ujian skripsi, Kak Mada demikian panggilan akrab dari Ahmadah Lukluil Maknun divonis dokter menderita kanker.
“Saya tidak boleh menyerah. Saya melawannya dengan melakukan kegiatan positif untuk melawan rasa sakit saat kanker itu kambuh. Aktivitas yang saya pilih adalah dengan menekuni mendongeng,” tutur Kak Mada dengan mata menerawang.
Kuliah di Jurusan Tarbiyah Bahasa Arab Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (IUINSA) membuat sosok satu ini mulai menyenangi dunia dongeng mendongeng.
“Saat kuliah saya juga pembina Panti Asuhan di Surabaya. Sebagai pembina saya ya ngurusi semua kebutuhan anak-anak, menjadi ibu bagi mereka juga menjadi sahabat. Sorenya saya ikut membantu menjadi guru TPQ,” kata Kak Mada. Beragam aktivitas yang digelutinya tersebut membuatnya mulai menyukai dengan aktivitas mendongeng.
“Saat dongeng saya akrab disapa Kak Mada & Boneka Midi,” kata Kak Mada kepada Bhirawa, Selasa (13/11) kemarin. Selepas lulus UINSA, Kak Mada pun mengembangkan hobinya dengan mendirikan Rumah Baca. Selain itu, Kak Mada juga menyibukkan diri dengan mengajar di salah satu sekolah.
“Kreasi media ajar yang saya membuat sempat membuat saya menjadi guru idola bagi siswa dan orangtua siswa. Sayangnya cara dan media ajar yang saya kembangkan tidak sejalan dengan pihak sekolah,” tuturnya. Akhirnya, Kak Mada pun memilih untuk resign (keluar) dari sekolah dan memutuskan fokus di rumah baca sampai sekarang. Keputusan untuk fokus dengan rumah bacanya terbukti lebih membuatnya tenang dan nyaman. Bahkan melalui rumah baca banyak aktivitas bermanfaat yang bisa dia lakukan.
“Setiap Minggu saya gelar tikar baca di alun – alun Sidoarjo. Kadang saya juga mendongeng di sana, melukis juga. Macam-macam mas yang saya lakukan. Saya kebetulan punya 40 hobi,” tutur Kak mada lagi.
Ketika ditanyakan, alasannya sampai memiliki hobi yang banyak, Kak Mada mengaku hobinya itu sebagai penyaluran untuk mengusir kejenuhan.
“Dari kecil saya tinggal di asrama, seperti pesantren kuno dengan aturan super ketat. Jadi benar-benar jauh dari hingar bingar kehidupan. Dan untuk menghilangkan kejenuhan dan stress saya salurkan dengan menekuni berbagai hobi. Dan ternyata bisa sampai 40 hobi,” kata Kak Mada lagi. Melalui rumah baca yang dikelolanya tersebut terus mengembangkan dengan membuat program sosial lainnya.
“Rumah baca saya juga punya program seperti Rumah Dongeng, Rumah herbal, Rumah hijab,Rumah zakat, Rumah konseling, Rumah Mengaji, Perpustakaan, Rumah Baksos keilmuan dan sebagainya,” jelasnya. Selain itu dirinya dan teman-teman juga menjadi relawan panti di Sidoarjo yang menampung anak-anak dari keluarga broken home. [why]

Tags: