Layanan RSU WSH Dikeluhkan

orNG MIskin(Dokter Spesialis Menolak Tangani Pasien)
Kota Mojokerto, Bhirawa
Pelayanan RSU Dr Wahidin Sudiro Husodo (WSH), Kota Mojokerto  dikeluhkan masyarakat yang akan berobat. Seorang dokter spesialis menolak melayani pasien pengidap kista dengan alasan jumlah pasien sudah penuh, Senin (14/4) kemarin.
Seorang pasien bernama Elis Anjarwati. Saat hendak chek up di Ruang Radiologi, namun seorang dokter mendadak menolaknya. Dengan alasan, jumlah pasien yang akan diobati dibatasi hanya sebanyak 10 orang saja.
Mendengar alasan itu, Elis yang waktu berobat kemarin didampingi anggota DPRD Kota Mojokerto Hardijah Santi langsung melayangkan protes. Pasien ini pun meminta penjelasan ke Direktur RSU Sugeng Hariadi terkait pembatasan itu. ”Apa ada aturan soal pembatasan pasien seperti alasan yang dilontarkan dokter itu?,” protes  Santi.
Tak lama setelah mendengar protes itu, Dirut RSU Dr Wahidin Sudiro Husodo, Dr Sugeng Hariyadi, akhirnya turun tangan. Dokter radiologi bernama Dr Diana  akhirnya kembali membuka pintu. Namun, pelayanan  yang diberikan jauh dari harapan. Sembari mengeluarkan kata-kata tak pantas, dokter perempuan ini terus mencecarnya dengan perkataan yang tidak seharusnya dilontarkan seorang dokter kepada pasiennya.
Hal inilah yang memantik reaksi panas dari Santi. Anggota Komisi II DPRD Kota Mojokerto ini langsung melabraknya. Perang mulut pun tak terhindarkan. Alhasil, insiden ini mampu mencuri perhatian puluhan pasien yang ada RS milik Pemkot Mojokerto itu.
Sementara itu, Kabid Pelayanan Meik RSU Dr Wahidin Sudiro Husodo, Drg Didik Pramudianto membantah adanya pembatasan itu. ”Sebenarnya tidak ada pembatasan itu,” kata drg Didik.
Didik menilai, pembatasan penanganan pasien yang dilakukan Dr Diana dimungkinkan karena keterbatasan tenaga saja. ”Radiologi itu single fighter. Kerja sendirian saat menangani pasien,”  tuturnya.
Jika dipaksa harus digarap semuanya, ujar Didik, maka pelayanan dan penanganan pasien tak akan maksimal. Makanya, dengan pembatasan, pelayanan bisa lebih teliti dan sangat profesional. Didik mengharap, pelayanan di RSU akan lebih maksimal jika dilakukan penambahan tenaga. ”Kami sudah beberapa kali mengajukan penambahan tenaga. Tapi belum ada juga,” tegasnya.
Meski begitu, pihak RSU tetap berusaha melakukan penambahan tenaga medis. Salah satu caranya dengan melakukan MoU dengan RSU Dr Soetomo Surabaya dan Universitas Airlangga, Surabaya. [kar]

Rate this article!
Tags: