Layanan WARAS Disperpusip Jatim Diapresiasi KemenPAN RB

Anggota tim independen dari Kemen PAN dan Reformasi Suryapratomo dan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jatim Drs Sudjono MM mendengarkan pendapat siswa SDN Tenggilis Mejoyo terkait program inovasi pelayana publik WARAS.

(Ada Peningkatan Signifikan Jumlah Pengunjung Koleksi Arsip)
Surabaya, Bhirawa
Tim independen dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN RB) mendatangi kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Provinsi Jatim, Senin (22/5) kemarin. Kedatangan tim yang dipimpin Suryopratomo ini untuk melakukan verifikasi inovasi pelayanan publik Wisata Arsip untuk Anak Sekolah (WARAS) yang sudah berhasil menembus angka top 99 untuk diseleksi menjadi Top 40 inovasi pelayanan publik tahun ini.
Dalam TOP 99 Inovasi Pelayanan Publik tahun ini, ada 6 layanan inovasi Pemprov Jatim berhasil menjadi yang terbaik dari 3.054 inovasi-inovasi yang masuk menjadi peserta kompetisi, baik dari kementerian, lembaga, provinsi, BUMN/BUMD lainnya. Keberhasilan Pemprov Jatim juga diikuti sembilan inovasi dari pemerintah kabupaten/kota di Jatim yang juga mendapat penghargaan, yakni Kab. Banyuwangi, Probolinggo, Bojonegoro, Pasuruan, Sampang, Pamekasan, Sidoarjo, Kota Surabaya dan Kota Malang.  Dari keenam layanan yang masuk Top 99 tersebut salah satunya adalah Layanan “Wisata Arsip untuk Anak Sekolah (WARAS)” yang dikelola Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur Drs Sudjono, MM saat ditemui Bhirawa mengungkapkan layanan WARAS ini sesungguhnya merupakan manifestasi dari upaya untuk ikut serta melakukan revolusi mental yang digelorakan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
“Keberadaan arsip sesungguhnya merupakan memori kolektif  bangsa yang didalamnya menyimpan pesan soal budaya dan karakter berikut peradaban. Nah pesan itu akan nyampai ke masyarakat kalau arsip juga dikunjungi masyarakat,” kata Sudjono. Lantaran itu, layanan WARAS adalah sebuah inovasi agar keberadaan arsip itu bukan sekadar dokumen mati yang tersimpan, tetapi merupakan dokumen yang bisa menyampaikan pesannya ke masyarakat.
“Saat ini memang WARAS masih menggarap anak-anak sekolah namun kedepan kami juga akan membuat agar layanan ini juga menjangkau masyarakat luas,” tambah Sudjono lagi. Bukan itu saja lanjut Sudjono, layanan WARAS ini nanti akan juga dikembangkan sebagai sebuah wisata sejarah yang akan menarik bagi dunia untuk datang berkunjung.
“Indonesai memiliki sejarah yang luar biasa, dengan demikian arsip-arsip yang dimilikinya juga akan mengundang daya tarik para peneliti dunia untuk datang berkunjung. Sehingga bukan tidak mungkin nanti WARAS ini juga akan bisa menyumpang PAD bagi daerah,” kata Sudjono serius.
Ide untuk memperluas layanan WARAS juga mendapat apresiasi tim independen dari Kemen PAN dan Reformasi Suryopratomo yang secara khusus datang untuk melakukan verifikasi terkait inovasi layanan unggulan WARAS.
“Arsip itu harus bisa bercerita kepada masyarakat luas. Oleh karena itu inovasi yang membuat masyarakat mau datang ke arsip harus mendapat dukungan dan apresiasi,” tegasnya. [why]

Tags: