Layani Pesanan Pengantin, Petani Bunga Banjir Order

Salah satu petani bunga di Desa Gunungsari, Juma’i, terlihat semangat saat memanen bunga mawar untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Salah satu petani bunga di Desa Gunungsari, Juma’i, terlihat semangat saat memanen bunga mawar untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Kota Batu,Bhirawa
Memasuki bulan besar atau menjelang Hari Raya Idul Adha tidak hanya pedagang sapi maupun kambing yang bisa mendapatkan keuntungan, namun para penjual bunga di Kota Batu juga menuai berkah karena selama ini banyak masyarakat yang menganggap di bulan tersebut merupakan waktu yang tepat untuk melangsungkan pernikahan.
Tradisi menikah di Bulan Besar atau menjelang hari raya Idul Adha menjadi berkah tersendiri bagi para penjual bunga di Kota Batu khususnya warga Desa Gunungsari. Sebagi desa yang menjadi sentra kebun bunga ini kebanjiran order dengan nilai yang meningkat pula. Hal ini berkaitan dengan banyaknya masyarakat yang melangsungkan pernikahan pada Bulan Besar ini.
Diceritakan oleh salah satu petani bunga di Desa Gunungsari, Juma’i, bahwa permintaan bunga di toko-toko penjual bunga di Kota Batu mengalami peningkatan dalam kurun waktu sebulan terakhir. Biasanya sekali panen, dirinya hanya mampu menjual 70 tangkai bungai mawar dari kebunnya yang hanya berukuran 1 petak saja. “Namun beberapa waktu terakhir, saya bisa menjual hingga 300 tangkai untuk setiap kali panen,”ujar Juma’I saat ditemui di kebun mawar miliknya, Minggu (28/9).
Bahkan, untuk memenuhi permintaan pelanggan, dirinya bisa melakukan panen dalam tiga hari sekali. Padahal, biasanya ia baru memanen bunganya dalam 5 hari atau bahkan seminggu.
Selain kuantitas yang meningkat, harga jual bunga juga mengalami peningkatan. Jika sebelumnya untuk setangkai mawar hanya dihargai Rp 500,- maka kali ini harganya naik menjadi Rp 700,- hingga Rp 1.000,-. “Tetapi kenaikan ini tidak terjadi terus-menerus. Terkadang, harga bunga juga kembali merosot ke harga semula. Hanya jika ada pesanan tertentu seperti mantenan atau karnaval, maka permintaan dan harganya naik,”jelas Juma’i.
Selain memenuhi kebutuhan pesta pernikahan, ada lagi momen yang menjadi harapan Juma’i dan para petani bunga lainnya. Yaitu, adanya perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Batu pada bulan Oktober nanti.
Momen ini akan menjadi ‘ladang uang’ bagi para petani. Karena saat itu akan ada berbagai acara karnaval yang memanfaatkan bunga sebagai hiasan kendaraan. Apalagi di Kota Batu acara karnaval tidak hanya diadakan oleh pemkot saja. Di setiap kecamatan bahkan desa/keluarahan juga menggelar acara serupa yang waktunya tidak bersamaan. [nas]

Tags: