Lebaran, Gula di Provinsi Jawa Timur Masih Aman

Foto Ilustrasi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Kebutuhan gula di Jatim pada saat Hari Raya Idul Fitri nantinya masih dikategorikan aman. Hal ini dikarenakan jumlah stok gula yang ada masih tersedia cukup untuk kebutuhan masyarakat di Jatim.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jatim, Karyadi menyampaikan, untuk produksi gula tahun lalu mencapai sebesar 1.067 juta ton gula, dan untuk taksasi tahun ini sebesar 1,074 juta ton gula.
Sementara, konsumsi gula masyarakat per tahunnya saja sebesar 450 ribu ton. “Jadi masih surplus, apalagi tahun lalu produksi gula 49 persen produksi nasional,” ujarnya, kemarin.
Begitupula dengan harga gula, lanjutnya, kenaikannya nampaknya juga masih dalam batas kewajaran. Dikatakannya, masa giling tebu di Jatim kini masih sebagian kecil saja, namun diperkirakan usai lebaran, beberapa PG akan melangsungkan penggilingan tebu. Harapannya, pada awal tahun ini rendemen tebu yang dihasilkan bisa mencapai angka 8, bahkan sampai lebih.
Sampai saat ini, Karyadi menyampaikan, dalam perkembangan produksi gula di Jatim, memang selalu ditargetkan seluruh PG, sehingga petani harus benar-benar bisa menghasilkan tebu yang berkualitas.
“Rendemen tahun ini nampaknya masih 8, namun kami tetap berupaya agar rendemen bisa mencapai 10,” katanya. Sebelumnya, dalam menerapkan standardisasi kualitas dan tingkat kematangan tebu yang akan digiling, maka seluruh pabrik gula di Jatim tetap akan menerima tebu berkualitas dalam upaya mencapai produksi gula sesuai dengan target.
Disisi lain, Karyadi menjelaskan, kalau di Jatim kini terdapat 30 PG yang aktif dan hanya empat yang tidak aktif. Empat PG seperti PG Watu Tulis Sidoarjo, PG Tulangan Sidoarjo, PG Kanigoro Madiun, dan PG Padjarakan Pr obolinggo yang tidak aktif tersebut dikarenakan sudah kurang layak dan bahan baku juga kurang tersedia.
Dikatakannya juga, untuk kapasitas giling tebu kini sebesar 118 ribu tcd (ton cane per day), sehingga 10 tahun terakhir mencapai 15 juta ton. Tahun ini, berdasarkan taksasi sebesar 14.760 juta tebu. Provinsi Jatim juga membuka peluang pendirian PG baru dan perluasan pengembangan lahan.
“Sebenarnya masih banyak lahan yang masih tersedia dan perlu dioptimalkan seperti di Blitar, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, dan Madura,” ujarnya.
Saat ini, di Jatim juga ada PG baru milik swasta yang akan beroperasi yaitu RMI yang berlokasi di Blitar. Menurut Karyadi, RMI harus bisa mengembangkan luasan areal lahan tanaman tebu hingga bisa melakukan penggilingan dan tidak kekurangan bahan baku.
“Rencananya juga PT Olam juga akan membangun di Blitar juga. Memang areal untuk tebu masih luas,” katanya. [rac]

Tags: