Warga Donowarih Kab Malang Terserang DBD

Petugas sedang melakukan fogging di rumah-rumah warga Karangan desa Donowarih kec Karangploso kab Malang, Kamis pagi (23/7) karena warga setempat terkena wabah DBD (supriyanto/bhirawa)

Petugas sedang melakukan fogging di rumah-rumah warga Karangan desa Donowarih kec Karangploso kab Malang, Kamis pagi (23/7) karena warga setempat terkena wabah DBD (supriyanto/bhirawa)

Kab.Malang, Bhirawa
Puluhan keluarga di dusun Karangan desa Donowarih kecamatan Karangploso kabupaten Malang harus rela berlebaran di Puskesmas Karangploso. Pasalnya, mereka harus menjalani perawatan medis karena terserang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Wabah DBD menyerang warga sejak beberapa hari sebelum lebaran dan puncaknya terjadi dalam seminggu ini. Warga yang paling banyak terserang DBD yaitu warga RT 7 dan RT 9 RW 3.
Bu Atiah, salah satu warga setempat mengaku dia dan anaknya merasa kurang enak badan dan setelah periksa ke Puskesmas ternyata positip terkena DBD. Saat ini dirinya dirawat di salah satu RS swasta di Karangploso.
Hal yang sama juga dialami oleh Karni yang saat itu dilakukan fogging badannya panas tapi merasa kedinginan. “Saya juga mau periksa lab mas, badan saya panas tetapi kedinginan. Kayaknya gejala DBD,” ungkapnya.
Dia menuturkan di dusun Karangan banyak yang sudah terserang DBD, ada yang dirawat di RS dan ada yang rawat jalan karena kebetulan pas hari raya. Di RT 9 RW 3 sendiri sudah ada 3 yang dirawat di RS di Ngijo Karangploso.
Atas kejadian wabah DBD ini pihak Dinkes Kab Malang didesak untuk melakukan pengasapan (fogging). “Kita sedang lakukan fogging, walaupun hal itu sifatnya untuk mengusir nyamuk pembawa DBD,” kata Kepala Dinkes Kab Malang dr Abdurrahman saat dihubungi bhirawa via ponselnya, Kamis kemarin (23/7).
Lebih lanjut dikatakan, walaupun banyak warga yang terserang DBD, Donowarih bukan termasuk daerah endemi. “Saat musim pancaroba memang rawan munculnya penyakit DBD. Sehingga kita minta warga agar menjaga kebersihan, menghindari terjadinya genangan air, serta selalu memeriksa jentik di bak mandi,” tegas dr Abdurrahman.
Ditambahkan langkah antisipasi pencegahan sangat penting dibanding mengatasi saat sudah terjadi musibah.
“Kita sudah instruksikan ke Puskesmas untuk meningkatkan sosialisasi dan mengaktifkan petugas pemantau jentik untuk secara rutin mengontrol kamar mandi dan lingkungan rumah warga,” tandasnya.  [sup]

Tags: