Lebaran Sebentar Lagi

Karikatur LebaranSelalu berhati-hati saat bepergian menjelang lebaran, tampaknya telah menjadi wejangan orangtua kuno sejak lama. “Sing ati-ati nok dalan, supoyo biso riayan,” (hendaklah waspada di jalanan, agar bisa merayakan hari raya, Idul Fitri) begitu bunyi nasihat orangtua. Nasihat ini terasa diulang-ulang selama bulan puasa Ramadhan pada saat sanak-keluarga bepergian dengan berkendaraan. Terutama pada H-5 (se-pasar-an) hingga persis pada saat 1 Syawal, hari raya Idul Fitri.
Ternyata nasihat itu benar, dan sangat logis. Menjelang lebaran banyak pengemudi terkesan tergesa-gesa, terutama angkutan umum penumpang maupun barang. Tujuannya tak lain ingin cepat sampai di tujuan, lalu berangkat lagi untuk memperoleh banyak uang. Demi merayakan lebaran juga! Namun tergesa-gesa, seringkali menyebabkan kecelakaan. Sering terjadi, dan sudah banyak jiwa melayang.
Syukur selama 4 tahun terakhir Pemprop memberikan bantuan angkutan mudik dan balik secarfa gratis. Bahkan sejak tahun lalu, pelaksanaan mudik dan balik gratis ditambah dengan bantuan angkutan kargo. Yakni, bantuan pengangkutan sepedamotor sampai ke tempat tujuan. Dengan fasilitasi angkutan orang dan kendaraan tersebut masyarakat pemudik bisa menggunakan sepedamotornya untuk keliling bersilaturahim.
Mudik sudah dimulai. Sebagian rumah di kota-kota besar sudah ditinggal sebagian penghuninya. Menjadikan situasi metropolitan sepi, jalanan terasa lengang. Sebaliknya di desa-desa, situasi semarak terjadi di setiap rumah, diliputi aroma kue dan beragam kuliner tradisional. Sudah banyak sanak keluarga berdatangan dari boro dan rantau, membawa uang untuk tanah kelahiran. Setiap jelang lebaran, desa akan menerima dana segar, serta pemikiran pembaruan.
Menjelang H-3 hari yang paling membahagiakan, setiap rumahtangga telah bersiap menerima kunjungan sanak keluarga. Yang menerima kedatangan juga berbahagia memperoleh “jatah” riayan. Sebagian Kepala Desa dan Lurah, bisa memanfaatkan warga perantauan untuk berpartisipasi membangun kampung. Ada acara halal bihalal di balai desa, bisa dijadikan semacam musrenbangdes informal, dengan mengundang putra daerah yang merantau.
Jatah riayan secara nasional, “jatah” riayan tahun ini ditaksir mencapai Rp 70-an trilyun. Itu tidak termasuk gaji ke-13 yang diterima PNS. Jadi, dalam setiap musim mudik, diperkirakan menebar dana sekurang-kurangnya senilai Rp 100-an trilyun. Angka ini juga hanya pengeluaran perorangan dan perusahaan (Tunjangan Hari Raya, THR), belum termasuk biaya iklan di media cetak dan media elektronik. Itulah berkah bulan Ramadhan yang berujung Idul Fitri.
Berkah lainnya, seluruh sektor usaha (dan semua orang) memperoleh “rezeki lebih.” Kenaikan harga oleh pedagang ditolerir. Juga ongkos transportasi, yang menggunakan standar harga teratas maksimal, boleh. THR, maupun gaji ke-13, serta ditebar untuk kesejahteraan bersama. Berdasarkan survei, penggunaan THR yang terbesar (28%) untuk belanja bingkisan. Terutama bingkisan berupa makanan dan minuman.
Penggunaan terbesar kedua, untuk membeli baju dan pakaian lain sampai 23%. Lalu biaya mudik mencapai 8%, dan zakat serta sedekah (termasuk yang ditebar kepada sanak keluarga) sekitar 7,5%. Seluruh pergerakan keuangan diperkirakan masih dalam koridor halal. Sebagian pejabat tinggi, sampai Gubernur dan Bupati serta Walikota, semula sangat khawatir, jangan-jangan parsel yang diterima atau diberikan, bisa diduga sebagai penyuapan atau gratifikasi.
Tetapi setelah dikonfirmasi KPK, segala bentuk parsel (harganya dibawah Rp 5 juta), bukan tergolong penyuapan. Merayakan Idul Fitri, memang mengandung ajaran pokok kesetiakawanan sosial, hasil tempaan puasa Ramadhan. Karena itu tak elok diasumsikan dengan gratifikasi ataupun money politics.
Sebagaimana yang terjadi pada pesta-pesta rakyat memperingati hari raya keagamaan maupun adat, seyogianya tidak diutak-atik dengan kegenitan tuduhan korupsi. Toh, kegemaran menerima suap ataupun gratifikasi bisa dilakukan kapan saja, diluar altar keagamaan dan budaya.

                                                                                                            ———   000   ——–

Rate this article!
Lebaran Sebentar Lagi,5 / 5 ( 2votes )
Tags: