Tiga Komoditas Picu Inflasi di Jatim

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Beberapa barang kebutuhan rumah tangga mengalami kenaikan jelang Lebaran. Kondisi ini kontan menjadi penyumbang terbesar terjadinya inflasi di Jatim. Saat ini kontribusi bahan makanan dan makanan jadi masih tetap tinggi. Namun kontribusi transportasi belum terlihat. Hal ini disebabkan kenaikan angkutan biasanya menjelang lebaran, mulai H-7 lebaran.
“Sementara inflasi yang sudah tercatat pada tahun ini adalah bulan Juni dan transportasi msh belum ada lonjakan karena lebaran masih lama,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Sairi Hasbullah, Minggu (12/7).
Menilik hal itu, lanjut Sairi, maka semua pihak harus waspada terhadap ketiga komoditas tersebut saat menjelang lebaran. Sebab, laju inflasi kedepan selalu ditentukan oleh ketiganya yaitu adalah bahan makanan, makanan jadi dan transportasi.
Dikatakan, dari sektor pengeluran rumah tangga tersebut mengalami inflasi sebesar 8,07 persen atau menyumbang 1,26 poin terhadap total inflasi di Jatim. Menjelang Idul Fitri di Jatim, untuk bahan makanan mengalami inflasi mencapai 0,92 persen. Hal ini memberikan andil sumbangan inflasi di Jatim sebesar 0,18 persen.
Untuk makanan jadi, minuman dan rokok juga terjadi inflasi 0,79 persen dengan andil terhadap inflasi mencapai 0,13 persen. Berikutnya adalah kelompok sandang terjadi inflasi 0,47 persen dengan sumbangan terhadap inflasi mencapai 0,03 persen.
“Pada Juni ini, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan hanya mengalami inflasi 0,12 persen, atau memberikan sumbangan 0,02 poin terhadap total inflasi Jatim sebesar 0,45 persen,” terangnya.
Sedangkan komoditas utama penyumbang inflasi Jatim jelang Lebaran kali ini berdasarkan kelompok pengeluaran adalah daging ayam ras mencapai 0,07 persen, telur ayam ras 0,06 persen, buah apel, bensin dan gula pasir masing-masing 0,03 persen.
Sementara untuk komoditas utama kelompok transportasi, penyumbang inflasi adalah kenaikan  harga bensin pertamax yang memberikan andil 0,03 persen, disusul kenaikan harga mobil 0,04 persen yang menyumbang inflasi 0,001 persen, dan bahan pelumas yang terjadi inflasi 0,14 persen dan menyumbang inflasi 0,0003 persen.
Lebih lanjut Sairi juga mengatakan sejak tahun 2010 hingga 2015 andil ketiga komoditas tersebut terhadap laju inflasi di Jatim sangat tinggi. Pada 2013 misalnya, andil bahan makanan mencapai 1,39% terhadap laju inflasi pada bulan tersebut yang mencapai 2,96%. Sementara andil makanan jadi mencapai 0,23% dan transportasi mencapai 1,26%.
Pada tahun 2014, andil ketiganya kembali besar, walaupun secara keseluruhan, laju inflasi pada tahun lalu terbilang cukup rendah, mencapai 0,48%. Bahan makanan memberikan andil sebesar 0,15%, makanan jadi berkontribusi sebesar 0,10% dan transportasi mencapai 0,08%. [rac]

Rate this article!
Tags: