Lebih Baik Bermandi Lumpur Sekarang daripada Terkepung Banjir Esok

kerja-bhakti-bersih-sungaiMengajak Siswa Lebih Peduli dengan Lingkungan
Kab Sidoarjo, Bhirawa
Sungai, di satu sisi memiliki manfaat yang penting bagi kehidupan. Namun tidak jika sungai itu beralih fungsi sebagai tempat pembuangan sampah atau tadah limbah. Bukan manfaat yang didapat, justru bencana yang kapan saja bisa mengancam. Kenyataan inilah yang membuat gelisah sejumlah pelajar pecinta alam SMK TPI Gedangan, Sidoarjo melihat bantaran sungai yang terletak persis di depan sekolahnya.
Jika melintasi Jalan Kanjeng Jimat, Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo, akan mudah ditemui barisan pabrik dan permukiman padat penduduk yang saling berhadapan. Di antara deretan pabrik dan permukiman tersebut, terdapat sungai yang memisah di antara keduanya. Hanya saja wajah sungai yang semestinya bisa mendukung kehidupan warga, kini tak lagi sedap dipandang mata. Bukan hanya warnanya yang mulai cokelat kehitaman, sampah rumah tangga pun biasa hanyut memenuhi aliran.
Kondisi ini mampu menjadi hikmah tersendiri bagi siswa pecinta alam SMK TPI Gedangan, Sidoarjo. Di sela-sela waktu belajar di sekolah, para siswa terbiasa meluangkan waktunya untuk berkalang lumpur membersihkan sampah di sungai. Tekad yang menjadi motivasi para siswa ini adalah lebih baik bermandi lumpur hari ini dari pada dikepung banjir esok.
“Kalau sampah tidak dibersihkan, aliran sungai tentu akan mampet. Kan kita sendiri yang rugi kalau sekolah banjir,” tutur Ketua Gerakan Siswa Pecinta Alam (Gespala) SMK TPI Muhammad Mahfudz. Menurut dia, salah satu yang melatari lahirnya komunitas siswa pecinta alam Gespala ini juga karena ingin ikut ambil bagian dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Jika hujan tiba dan berlangsung lama, Mahfudz mengakui permukiman penduduk kerap terkena banjir. Meski tidak terlalu tinggi, namun tetap saja air hujan kadang masuk hingga ke dalam rumah.  Beruntung, kejadian tersebut belum pernah menimpa sekolah mereka. “Itu sering sekali terjadi. Air sampai masuk ke rumah. Makanya kita giatkan bersih-bersih susur sungai agar sekolah kami tidak ikut banjir,” tutur dia.
Selain Mahfudz, rekannya Fauzi Adam juga salah satu yang getol mengajak para siswa untuk ikut memperhatikan sungai. Biasanya, Sabtu pagi sebelum ekstrakurikuler sekolah dimulai, kegiatan susur sungai ini dilakukan. “Melihat kondisinya juga sih. Kalau sekiranya masih bersih pada Sabtu, ya tidak perlu kita terjun ke sungai,” ungkap siswa yang mengaku hobi menulis itu.
Untuk menggugah kesadaran warga, Fauzi bersama teman-temannya kini telah memasang berbagai pesan agar masyarakat selalu menjaga kebersihan sungai. Bahkan di satu titik sungai, persis di depan sekolah, mereka memasang peringatan yang berisi sungai tersebut dalam pengawasan Gespala SMK TPI Gedangan.
“Maksudnya dalam pengawasan itu kebersihannya. Kami sudah komitmen untuk terus menjaga sungai di sekitar sini,” ungkap dia.
Guru Pembimbing Gespala SMK TPI Gedangan Jainul Rahmat Aripin mengatakan, kegiatan para siswa untuk menyusuri sungai adalah hal yang positif. Bukan saja lingkungan yang menjadi bersih, pendidikan karakter untuk cinta lingkungan juga tertanam. “Meskipun hasilnya masih jauh dari yang diharapkan, setidaknya mereka punya kesadaran untuk cinta lingkungan. Itu yang penting dari pendidikan karakter,” ungkap dia. [tam]

Tags: