Lebih Menguntungkan, Jatim Harus Tingkatkan MICE

Kepala Bidang Perancangan dan Kerjasama Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, H. Widodo sedang membuka kegiatan FGD, di Surabaya.

Kepala Bidang Perancangan dan Kerjasama Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, H. Widodo sedang membuka kegiatan FGD, di Surabaya.

Kemenpar Gelar FGD di Surabaya
Pemprov, Bhirawa
Kementerian Pariwisata RI mengharapkan Jatim khususnya Surabaya lebih meningkatkan penyelenggaraan MICE (Meeting, Incentive, Conference, dan Exhibition). Pasalnya, pengeluaran wisatawan segmen MICE diperkirakan lebih besar dari wisatawan pribadi yang umumnya.
Dikatakan Kepala Bidang Perancangan dan Kerjasama Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, H. Widodo, MICE usai membuka kegiatan Forum Focus Group Discussion (FGD) Perancangan Pasar Wisata Minat Khusus dan MICE 2015, di Surabaya, Jatim.
Dikatakannya, saat ini Kemenpar sedang mengumpulkan masukan dari berbagai daerah yang akan dijadikan sebagai acuan strategis pengembangan pemasaran pariwisata nusantara untuk lima tahun ke depan. “Nantinya akan semua masukan dan sharing berbagai kalangan termasuk pentahelix, dan akan dijadikan rekomendasi Perancangan Pasar Wisata Minat Khusus dan MICE,” katanya, Kamis (19/11).
Dikatakannya, pelaksanaan FGD di Surabaya dikarenakan sebagai destinasi pariwisata ke dua di Indonesia, sebagai pasar wisata nomor dua di Indonesia, dan merupakan destinasi prioritas yang dicanangkan Menteri Pariwisata untuk Jatim khususnya Bromo Tengger Semeru (BTS). “Bagaimana untuk kawasan BTS kedepan, ditingkatkan perancangan pasar wisata lebih baik lagi,” ujarnya.
Untuk pelaksanaan FGD, lanjutnya, Jatim merupakan destinasi ketiga, sebelumnya Bandung dan Makassar. Setelah Jatim nantinya beranjak ke Batam dan Solo. “Dari Bandung dan Makassar, rata-rata rekomendasinya mengenai regulasi dari kementerian ke daerah atau asosiasi harus ada payung hukum, mengenai sinergi antara pemerintah pemangku kepentingan dengan lembaga lainnya, dan keterkaitan dengan promosi yang lebih gencar dari pemerintah melibatkan asosiasi kepariwisataan yang ada di masyarakat,” paparnya.
Sedangkan Kadisbudpar Jatim, Dr H Jarianto MSi melalui Kabid Pemasaran Disbudpar Jatim, Dra Susariningsih MM mengatakan, perkembangan pariwisata di Jatim pada lima tahun terakhir dari tahun 2010 sampai tahun 2014 menunjukkan peningkatan yang cukup bagus.
Rata-rata pergerakan wisatawan nusantara mengalami pertumbuhan 14,64 persen per tahun, sedangkan rata-rata pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 17,87 persen per tahun. Untuk PDRB sektor pariwisata mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 15,78 persen per tahun.
“Dari hasil analisa, sebesar 88 persen wisatawan nusantara merupakan pergerakan antara kabupaten/kota di Jatim, sedangkan luar provinsi Jatim hanya 12 persen saja,” katanya.
Susariningsih juga mengatakan, berdasarkan analisa pasar pariwisata Jatim 2014, wisatawan mancanegara ke Jatim dengan tujuan MICE sebesar 2,85 persen sedangkan wisatawan nusantara sebesar 0,57 persen. “Dari data ini memang pasar wisata MICE di Jatim ada namun perlu dimaksimalkan lagi,’ katanya.
Ditambahkannya, kalau Jatim juga memiliki kekayaan potensi wisata minat khusus antara lain, pendakian gunung, menyelam, paralayang, memancing dan masih banyak lagi berjumlah lebih kurang 200 destinasi yang tersebar di 38 kabupaten/kota.
“Sedangkan wisata MICE Jatim memiliki berbagai fasilitas yang diperlukan dalam penyelenggaraan MICE meliputi sarana dan prasarana baik sklaa nasional maupun internasional. Salah satunya penyelenggaraan Majapahit Travel Fair (MTF) ke 16 kalinya dan Konferensi Habitat Dunia,” katanya.
Dalam FGD Perancangan Pasar Wisata Minat Khusus dan MICE, terdapat pembicara seperti Dian Kelly (ahli Wisata Golf/ Penggiat Komunitas golf), Dr Hery Sigit Cahyadi MM Par (Ahli Wisata Gua/Dosen STP Bandung), Thamrin B Bachri MSc (Ahli MICE/ Dirjen Pemasaran Depbudpar 2004-2009), dan Boediono Ir MBA (Praktisi MICE/Ketua Bidang Pengembangan ASPERAPI Jatim). [rac]

Tags: