Lengkapi FK, UM Surabaya Dirikan RS Senilai Rp150 Miliar

Prof Dins Samsudin bersama Rektor UM Surabaya Dr Sukadiono menekan sirine sebagai tanda peresmian FK. [adit hananta utama/bhirawa]

Prof Dins Samsudin bersama Rektor UM Surabaya Dr Sukadiono menekan sirine sebagai tanda peresmian FK. [adit hananta utama/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Setelah resmi mendapat izin pendirian Fakultas Kedokteran (FK) dari Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi. Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya mulai berancang-ancang untuk mendirikan Rumah Sakit (RS) pendidikan. Tak tanggung-tanggung, biaya yang akan disiapkan untuk memuluskan proyek itu ditaksir mencapai Rp150 miliar.
Hal itu diungkapkan Rektor UM Surabaya Dr Sukadiono di sela peresmian FK UM Surabaya, Kamis (14/4) kemarin. Sukadiono menuturkan, untuk memenuhi kebutuh FK UM Surabaya saat ini masih bekerjasama dengan RS Muhammadiyah Siti Khadijah Sepanjang, Sidoarjo. “Sudah syaratnya mendirikan FK itu harus memiliki kerjasama dengan RS. Rencana kita lima tahun mendatang sudah punya RS pendidikan sendiri,” kata dia. Saat ini, lanjut dia, maket bangunan sudah dirancang.
Suko, sapaan akrab Rektor UM Surabaya mengakui, untuk mendirikan RS pendidikan memang tidak murah. Untuk mendirikan bangunan saja, diprediksi akan menghabiskan anggaran sekitar Rp 100 miliar. Sementara untuk melengkapi peralatan, anggaran yang dibutuhkan paling sedikit Rp50 miliar. “kalau mau lengkap, peralatannya bisa sampai Rp100 miliar juga,” tambah pria asli Jombang ini.
Sementara itu, Ketua Majelis Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah Prof Lincolin Arsyad menuturkan, pertumbuhan FK di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) masih perlu dikembangkan secara terus menerus. Sebab, dari 196 PTM se Indonesia baru 10 PTM yang sudah memiliki FK. “Sekarang ada satu yang masih proses pendirian FK, yaitu UAD (Universitas Ahmad Dahlan) di Jogja,” kata dia. Selanjutnya, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo  dan Universitas Muhammadiyah Jember diharapkannya bisa segera menyusul.
Lincolin menyebut, potensi PTM di Jatim untuk mendirikan FK cukup besar. Sebab, di provinsi ini RS Muhammadiyah sendiri telah berdiri sebanyak 29 lembaga. Sementara di Jatim sampai saat ini baru dua PTM yang masih memiliki FK, yaitu Universitas Muhammadiyah Malang dan UM Surabaya. “29 RS Muhammadiyah itu sudah siap dijadikan RS pendidikan. PTM lain harus berusaha untuk ikut mendirikan FK,” kata dia.
Ia mengakui, meski syarat untuk mendirikan FK sulit, tren peminatnya terus meningkat. Berbeda dengan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang saat ini mulai menurun. “Hampir semua PTM punya FKIP. Jadi meskipun jumlah mahasiswanya paling banyak, tapi trennya terus menurun. Termasuk maaf, FAI (Fakultas Agama Islam) juga mengalami itu,” tutur dia.
Dalam kesempatan itu, hadir pula mantan Ketua PP Muhammadiyah Prof Din Syamsudin memberikan pesan-pesan. Pihaknya berharap, sekolah maupun PTM dapat menjadi lembaga pendidikan yang murah dan menyediakan banyak beasiswa. “Masyarakat selalu berharap sekolah Muhammadiyah maupun PTM itu tidak mahal,” kata dia. Kendati demikian, Din tidak memungkiri biaya operasional untuk pendidikan kedokteran memang juga tidak murah.
Dengan dikeluarkannya izin FK bagi UM Surabaya ini, Din menyampaikan apresiasinya kepeda pemerintah. Karena sebetulnya, izin pendirian FK ini sudah ditunggu sejak tujuh tahun lalu. “Menteri yang dulu kan memang suka buat moratorium. Pemerintah tidak mendukung Muhammadiyah tidak apa-apa, tapi jangan dihambat. Nanti akan rugi sendiri pemerintah ini,” pungkas  [din.tam]

Tags: