Lesbumi NU Beri Penghargaan Kartolo-Ida Laila

Lesbumi NU Beri Penghargaan Kartolo-Ida LailaSurabaya,Bhirawa
Guna memberikan apresiasi terhadap seni dan kebudayaan asli daerah, Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU Kota Surabaya memberikan “Penghargaan Sapta Wikrama” untuk para seniman dan pagelaran Seni, di Gedung Balai Pemuda Surabaya, Senin (30/5) malam.
Acara tersebut dihadiri Ketua Lesbumi PBNU KH Sunyoto,  Rois Syuriah NU Surabaya KH Mas Sulaiman, Ketua NU Surabaya Dr H Achmad Muhibbin Zuhri, para seniman Surabaya, jajaran pengurus harian syuriah, tanfidziyah, Lembaga, Badan Otonom warga NU Kota Surabaya.
Pagelaran seni dan penghargaan Sapta Wikrama oleh Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia NU Kota Surabaya diramaikan dengan penampilan parade group band seniman musik Surabaya, di halaman Gedung Balai Pemuda sejak siang hingga petang.
Selanjutnya pada malam harinya, diawali seni pencak jidor oleh anggota Perguruan Pencak Silat Pagar Nusa  dan penampilan seni tradisional kentrung sholawat pimpinan Cak Toro dan Cak Karso yang menampilkan berbagai macam syiiran khas gaya ulama NU. Usai seni Kentrung dilanjutkan dengan fragmen yang mengisahkan perjuangan KH Ridlwan Abdullah salah satu ulama pendiri NU yang membuat lambang NU pertama dengan melalui seni lukis.
Untuk penghargaan Sapta Wikrama, Lesbumi NU Surabaya memberikan kepada para seniman Surabaya di antaranya diberikan kepada Almarhum KH Ridlwan Abdullah seniman lukis yang melukis lambang NU pertama kali,  Cak H Kartolo seniman Ludruk asli Surabaya dan Ida Lailia penyanyi dangdut legendaries.
Sementara itu dalam sambutannya  Ketua NU Surabaya Dr Muhibbin Zuhri mengatakan acara ini merupakan bentuk apresiasi NU terhadap pegiat kesenian atau kebudayaan yang telah memberikan warna tersendiri dalam corak sejarah kontemporer Islam di Indonesia, khususnya di Surabaya.
Penghargaan Sapta Wikrama sesungguhnya merupakan penanda perhatian kaum nahdliyin terhadap perkembangan kesenian dan kebudayaan, karena entitas ini terbukti efektif sebagai medium perwujudan visi NU,” ujarnya.
Terkait penghargaan kepada tokoh seni,  Ia juga menilai KH. Ridwan Abdullah adalah seorang santri perupa yang melukiskan lambang NU. Beliau menanamkan makna-makna yang dalam tentang visi keagamaan dan kebangsaan NU dalam lukisannya itu.
Sedangkan Kiai Muntawi, dikenal dengan seniman jula-juli suroboyoan yang berhasil mengkodifikasi karya susastra otentik berkarakter lokal dan bermuatan konten dakwah Islam ramah.
“Ibu Hj. Ida Laila adalah penyanyi perempuan legendaris. Suara indahnya terbukti mampu menyemaikan moralitas dan spiritualitas di hati sanubari masyarakat. Sedangkan Cak H. Kartolo berhasil merevitalisasi ludruk gaya suroboyoan yang sarat dengan pesan-pesan moral untuk membangun peradaban yang mulia,” ungkapnya
Ia menambahkan kepada beliau-beliau yang saya sebutkan, warga NU Surabaya menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas dedikasinya dalam bidang kesenian dan kebudayaan. Semoga menjadi jariyah yang akan bermanfaat untuk beliau-beliau, dunia sampai akhirat.
“Kami berharap generasi muda saat ini, memiliki atensi untuk melestarikan apa yang sudah mereka perjuangkan. Kreativitas dan inovasi, tentu saja juga sangat dibutuhkan untuk menjaga kesenian dan kebudayaan Surabaya agar dapat terus eksis dan memiliki relevansi untuk zamannya,” ujarnya.[gat]

Tags: