Lestarikan Warisan Leluhur, Bupati Siap Promosikan Agar Lebih Mendunia

Atraksi Ojung yang rutin digelar setahun sekali di Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo.

Atraksi Ojung yang rutin digelar setahun sekali di Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo.

Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Atraksi kesenian unik bernama Ojung (adu ketangkasan memakai senjata rotan) yang rutin digelar setahun sekali di Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, ternyata memantik sejumlah kalangan untuk ikut menyebarluaskan tradisi pentas bela diri khas Kota Santri tersebut. Bahkan perhatian khusus juga datang dari Bupati Dadang Wigiato bersama jajaran Forpimda (forum Pimpinan Daerah).
Bupati Dadang Wigiato datang ke acara Ojung didampingi Dandim Letkol Sugeng Riyadi, Kapolres Situbondo AKP Hadi Utomo serta Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Tulus Priatmaji yang digelar belum lama ini.  Kehadiran bupati  sempat menjadi perhatian ribuan mata pengunjung. Pasalnya, selama ini kegiatan Ojung biasanya hanya dihadiri Wakil Bupati Situbondo Rahmad.
“Tradisi kesenian Ojung ini biar semakin terkenal, akan kami promosikan pada acara launching Desa Kebangsaan/Wisata di Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih. Sebab kesenian Ojung ini selain merupakan tradisi leluhur Situbondo, juga bagus dijadikan sarana wisata,” tegas orang nomor satu di jajaran Pemkab Situbondo itu.
Menurut Bupati Dadang Wigiarto, tradisi Ojung ini merupakan peninggalan budaya yang harus dilestarikan. Tak hanya itu, pihaknya  akan menjadikan tradisi ini sebagai wisata budaya di tingkat lokal, regional dan nasional.
Dalam waktu dekat, kata Bupati Dadang, pihaknya akan menggelar pementasan Ojung dengan konsep berbeda tanpa menghilangkan kekhasan Ojung. “Ini karena tradisi Ojung akan menjadi satu paket dengan Desa Kebangsaan. Diharapkan pementasan Ojung akan menarik wisatawan asing datang ke Situbondo,” tegas Bupati Dadang.
Sementara itu, kegiatan Ojung di Desa Bugeman tampak berlangsung meriah. Bahkan ribuan warga memadati lokasi acara. Saking antusiasnya pengunjung, salah seorang wanita jatuh pingsan karena terhimpit pengunjung yang lain. Kegiatan Ojung ini, kata Kepala Dinas Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga Tulus Prijatmaji merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap tahun oleh warga Desa Bugeman. “Kegiatan ini merupakan rangkaian selamatan desa. Untuk itu, kita semua berharap berkah dari sang Maha Pencipta. Selain itu untuk menghindari bencana alam,” tutur Tulus.
Kepala Desa Bugeman Udit Yuliasto menandaskan saat ini permainan Ojung mulai diminati anak-anak muda di Desa Bugeman maupun desa lain di Kabupaten Situbondo. Banyaknya anak muda yang ingin unjuk kekuatan di atas panggung sempat membuat aparat keamanan kuwalahan. “Setiap pemain Ojung dibekali senjata rotan untuk memukul jatuh lawannya,” ungkap Udit.
Masih kata Udit, permainan  Ojung ini mirip adu bela diri. Untuk bermain tak hanya bermodal keberanian, melainkan harus memiliki ketangkasan memukul dan menghindari pukulan lawan. Di zaman terdahulu sekitar abad ke-18, sambung Udit, permainan Ojung ini menjadi salah satu pertarungan bela diri terfavorit. “Bahkan pemenang Ojung konon akan menjadi idola gadis-gadis desa,” urainya.
Tradisi saling pukul badan dengan menggunakan senjata rotan ini dimainkan oleh dua orang. Kedua peserta Ojung saling bergantian memukul tubuh lawannya. Jika peserta satu memukul, maka lawannya akan berusaha menangkis dan menghindar. Pemenang akan ditentukan oleh beberapa orang wasit berdasarkan jumlah pukulan yang masuk yang ditandai dengan luka bekas sabetan rotan di tubuh.
Pantauan Bhirawa, setiap pementasan tradisi kesenian Ojung, tidak hanya menjadi perhatian masyarakat Situbondo dan kabupaten tetangga seperti Bondowoso, Probolinggo, Jember dan Lumajang saja. Tak sedikit, para wisatawan mancanegara ikut tertarik menyaksikan pementasan kesenian Ojung yang kian melegenda tersebut. “Biasanya, para wisatawan luar negeri itu mengetahui jadwal pementasan tradisi Ojung saat mereka berwisata ke Jatim. Saat itulah, sejumlah wisatawan bersama temannya tersebut ikut menyaksikan Ojung hingga tuntas,’ pungkas warga Desa Bugeman, Totok. [awi]

Tags: