LEx Ciptakan Alat Pengolah Sampah di Kota Malang

Kampus Universitas Muhammadiyah Malang

Kampus Universitas Muhammadiyah Malang

Kota Malang, Bhirawa
Sebanyak 48 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan mahasiswa Singapore Polytechnic (SP) sukses memberikan dampak positif bagi pengembangan Desa Temas. Mahasiswa tersebut berhasil menyelesaikan tiga proyek, yaitu pengelolaan bank sampah, industri mainan truk, serta industri rumahan panci dan oven.
Kesuksesan itu terungkap dalam pameran hasil karya dan penutupan proyek LEx yang digelar di Auditorium UMM, Kamis (6/10). Para mahasiswa tersebut melakukan observasi lapangan dan dilanjutkan dengan pembuatan produk yang memudahkan kerja warga desa. Pada proyek bank sampah di Desa Temas RW 6 misalnya, selama ini masyarakat merasa kesulitan dalam mencari ruang untuk mengatur sampah yang sudah dipilah. Sampahnya sangat banyak dengan tempat yang sangat minim.
Berdasarkan hasil observasi dan analisa koordinator LEx untuk proyek bank sampah Arief Rachman Hakim menjelaskan, ditemukanlah solusi, yaitu membuat garbage crusher, yaitu alat penekan agar sampah yang sudah dikirim ke bank sampah dapat diatur sedemikian rupa hingga muat di satu tempat.
Sementara itu, Syol Indra Syafril, koordinator proyek industri rumahan panci dan oven, dalam satu bulan hanya bisa menghasilkan maksimal 100 oven saja. “Pengusaha oven ini sampai menolak pesanan karena permintaannya melonjak dan waktu pembuatan sangat lama,” jelas Syol.
Proses paling lama yaitu pelurusan kawat guna dipasang di dalam bagian oven. Syol menjelaskan, selama ini kawat diluruskan dengan cara manual dan menggunakan tangan biasa satu persatu. Agar maksimal waktu pembuatannya, peserta LEx membuat solusi yaitu membuat alat yang memudahkan dalam meluruskan kawat.
“Alat ini dapat meringkas waktu pembuatan oven sehingga dalam satu bulan bisa memproduksi lebih dari 100 oven,” ujarnya. Singapura, Virendra Yadav mengatakan, LEx memang sengaja didesain agar dalam waktu singkat mahasiswa dapat belajar dari dunia nyata sekaligus memberi manfaat kongkrit bagi masyarakat setempat. Dengan cara itu, mahasiswa Singapura selain dapat terkoneksi dengan masyarakat setempat, juga sekaligus membuktikan rasa pedulinya dengan menciptakan teknologi baru yang bisa langsung dimanfaatkan untuk kepentingan produksi yang lebih efisien. [mut]

Tags: