Libels Voice Bawa Pulang 3 Kategori Juara

Tim Livo SMAN 15 Surabaya sebelum penampilan di Budapest International Choir pada 9-21 April 2019.

Di Ajang Gemilang di Budapest International Choir
Surabaya, Bhirawa
Menorehkan prestasi di negeri orang bukanlah hal yang mudah. namun, kebanggan jelas tergoreskan kala bisa mengharumkan nama bangsa di kancah dunia. Hal itulah yang beberapa waktu lalu dirasakan tim paduan suara Libels Voice (Livo) dari SMAN 15 Surabaya saat sukses membawa pulang tiga juara di tiga kategori di kejuaraan Budapest International Choir Competition and Festival 2019. Yakni juara I kategori Lagu Daerah (Flokfore), juara 2 kategori Paduan Suara Campuran ( Youth Choirs of Mixed Voices) dan juara 3 kategori Setara Wanita (Youth Coirs of Equal Voices. Selain itu mereka juga berhasil masuk dalam semi finalis Grandprix di kompetisi yang sama. Torehan tersebut menambah daftar catatan prestasi international tim Livo, seteah dua tahun menjadi juara di kompetisi paduan suara di Italia dan Praha.
Diungkapkan ketua tim Livo, Valentino Hasahatan Pasaribu torehan prestasi yang diukir oleh timnya bukanlah hal yang mudah. Butuh perjuangan selama enam bulan untuk mengasah suara dengan mengikuti berbagai latihan di tingkat nasional. di samping itu, selama rentan waktu tersebut pihaknya juga berupaya untuk meningkatkan kesolitan timnya.
“50 anggota dalam satu tim ini bukan jumlah yang sedikit. Apalagi seusia saya dan teman-teman, disiplin ini sulit ditumbuhkan. Tapi balik lagi, ajang bergengsi ini bukan main-main. Mau gak mau harus disiplin memang. Itu yang sering saya dan pelatih katakan,”ungkap dia saat di temui di sekolah, Kamis (9/5).
Selama 10 hari di Budapest, Hungaria, remaja kelas 11 IPA yang akrab di sapa Tino ini, tentu membawa pengalaman berharga bagi ia dan tim nya. Di mana ia harus bisa beradaptasi dengan cuaca yang jauh berbeda di banding Indonesia, yaitu suhu yang mencapai dua derajat selsius. Di samping itu, persoalan makanan dan bahasa juga tidak luput dari proses adaptasi.
“Bagi kami tim paduan suara, dingin jadi musuh utama karena berdampak pada kesehatan. sampai-sampai hidung kami, kami kasih koyo agar ada panas yang masuk ke badan,”tutur dia.
Hal lain yang juga menjadi pengalam tidak terlupakan adalah ketika timnya di jamu dan disambut secara langsung oleh Duta Besar Indonesia untuk Hungaria. Di mana, ia dan tim mendapat izin untuk latihan di gedung kedutaan.
“Kita sempat minder, karena peserta dari tuan rumah sendiri juga sekolahnya sekolah musik semua. Sedangkan kami, hanya sekolah akademik biasa. Tapi, luar biasa kita bis abawa pulang tiga piala dan semi finalis Grandprix,”kata dia.
Sementara itu, Waka Kesiswaan SMAN 15 Surabaya, Zaenal Arifin merasa bangga dengan capaian dari tim paduan sekolahnya. Di samping karena tim Livo satu-staunya perwakilan dari Jawa Timur, juga jadi perwakilan satu-satunya di Indonesia dan Asia yang berlaga di Hungaria. Kesuksesan timnya dalam menorehkan hasil yang positif, menurut dia juga tidak luput dari dukungan orang tua, sekolah dan juga Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Prawansah.
“Baru kali ini kita berangkat di kompetisi internasional yang bisa bertemu dengan Bu Gubernur di Grahadi dan di beri restu. Motivasi dari beliau sebelum keberangkatan yang memacu kami untuk mendapatkan juara. Tahun depan akan coba di asia, targetnya di Slovenia,” pungkas dia. [ina]

Tags: