Light Trap Tenaga Surya Bantu Petani Kendalikan Hama

Murid SMKN 1 Bagor Kabupaten Nganjuk mengujicobakan light trap untuk hama di areal tanaman kedelai dan bawang merah. [ristika]

Karya Inovasi SMKN 1 Bagor
Nganjuk, Bhirawa
Beraneka macam teknologi lampu perangkap (light trap) hama telah diterapkan oleh petani di Kabupaten Nganjuk, tetapi seluruhnya masih memerlukan biaya yang tinggi. Sekelompok siswa SMKN 1 Bagor telah melakukan inovasi lampu perangkap hama dengan tenaga surya dengan biaya rendah.
Jika kebetulan melintas di areal persawahan Kabupaten  Nganjuk saat tengah malam, kerap ditemukan lampu-lampu berjejeran yang di tengah sawah. Lampu-lampu tersebut biasa dipakai petani bawang merah sebagai alat penangkap organisme pengganggu tanaman dengan di bawahnya diletakkan baskom air yang dicampur minyak atau solar. Cahayanya yang terang saat malam hari menarik hama yang umumnya serangga, masuk ke dalam perangkap.
Lampu perangkap hama diakui kalangan petani bawang merah sebagai yang paling ampuh mengurangi serangan hama kupu seperti jenis spodoptera exigua dan lalat pengorok daun atau Liriomyza. Namun biaya operasionalnya cukup tinggi, karena menggunakan genset atau jika memungkinkan menggunakan lampu PLN yang diambil dari pemukiman yang cukup jauh dan membutuhkan kabel panjang. Dampak lainnya, kabel panjang untuk menyalurkan listrik ke lampu perangkap kerap mencelakai orang karena tersengat listrik.
Untuk membuat lampu perangkap hama yang ekonomis, kelomok siswa SMKN 1 Bagor cukup menghabiskan dana sekitar Rp 1 juta. Dengan menggunakan aki motor atau mobil dengan sumber tenaga dari solar cell atau tenaga matahari. “Kami mengembangkan energi surya dengan aki motor 10 ampere untuk menyalakan 25 unit lampu perangkap hama,” ujar Wahyu, murid kelas 11 jurusan listrik SMKN 1 Bagor.
Dengan 25 unit lampu perangkap hama, mampu terpasang dilahan seluas satu hektar tanaman bawang merah atau padi. Jika teknologi perangkap lampu sebelumnya membutuhkan dana sekitar Rp 3 juta hingga Rp 4 juta per hektar dengan menggunakan energi surya cukup Rp 1 juta untuk setiap hektar lahan.
Kepala sekolah SMKN 1 Bagor, Drs Supardjo MMPd mendukung kegiatan anak didiknya yang mampu mengembangkan lampu perangkap hama untuk membantu petani. Menurutnya, lampu perangkap hama yang dikembangkan anak didiknya merupakan pengendali hama berteknologi alami dan berkelanjutan. Metode lampu perangkap hama yang dulu menggunakan listrik tegangan tinggi yang berbahaya untuk petani. Kini hasil pengembangan murid SMKN 1 Bagor diharapkan tidak lagi membahayakan petani dan biaya pembuatannya juga sangat murah.
“Teknologi pengembangan lampu perangkap hama dari SMKN 1 Bagor, juga diujicobakan bukan hanya pada bawang merah saja tetapi juga pada tanaman padi, kedelai, sayur mayur dan perkebunan,”  terang Supardjo. [ris]

Tags: