Lima Daerah di Jatim Dikepung Banjir Parah

Meski air Bengawan Solo sedang naik, aktivitas penyeberangan perahu yang mengangkut penumpang, sepeda motor, dan barang dagangan di sejumlah titik tetap berjalan seperti biasa.

Meski air Bengawan Solo sedang naik, aktivitas penyeberangan perahu yang mengangkut penumpang, sepeda motor, dan barang dagangan di sejumlah titik tetap berjalan seperti biasa.

Pemprov, Bhirawa
Intensitas hujan yang tinggi beberapa hari terakhir mengakibatkan sejumlah daerah di Jatim terkena banjir. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim, sebanyak lima daerah dikepung banjir yang cukup parah.
“Pantauan kami banjir menerjang Gresik, Jombang, Lamongan, Sidoarjo dan Mojokerto. Lima daerah ini bisa dikatakan banjirnya paling parah dibanding daerah lainnya di Jatim,” kata Kepala BPBD Provinsi Jatim Sudharmawan, Selasa (9/2).
Dari catatan yang ada, banjir yang melanda Gresik terpantau cukup parah sejak, Senin (8/2) pukul 22.53. Banjir setidaknya melanda delapan desa yang ada di Kecamatan Benjeng yaitu Desa Delik Sumber, Desa Sedapur Klagen, Desa Kedung Rukem, Desa Munggugianti, Desa Dermo, Desa Bulurejo, Desa Sirnoboyo dan Desa Lundo.
Menurut Sudharmawan, banjir yang terjadi di kawasan Benjeng Gresik merupakan imbas dari meluapnya Kali Lamong. Genangan banjir di kawasan ini terpantau setinggi 40-90 cm. “Hingga siang ini (kemarin, red) banjir berangsur surut dan tinggal genangan yang terpantau di Desa Kedungrukem dengan ketinggian air 10 cm. Selain itu banjir juga masih terpantau di Pasar Desa Benjeng yang masih ada genangan sekitar 20-30 cm,” tuturnya.
Sementara di Kabupaten Jombang, banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Sadar.  Data yang dimiliki BPBD menyebutkan jika intensitas hujan tinggi sepanjang dua hari terakhir mengakibatkan tanggul di Sungai Sadar jebol dan menggenangi empat desa di tiga kecamatan.
Yaitu, di Dusun Sawahan, Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, Dusun Sanan Selatan, Desa Mojotrisno, Kecamatan Mojoagung, Desa Mojodanu, Kecamatan Ngusikan dan di Dusun Kedungmacan, Desa Kedungbetik, Kecamatan Kesamben. Selain menggenangi ratusan rumah, banjir di Jombang juga menyebabkan jembatan penghubung desa yang ada di Desa Mojodanu putus.
“Selain itu sedikitnya 12 hektare sawah yang ada di Dusun Kedungmacan, Desa Kedungbetik juga tergenang banjir,” kata Sudharmawan.
Sedangkan di Kabupaten Lamongan, banjir terjadi di dua desa yaitu Gedang, Kecamatan Sukodadi dan Desa Gabus, Kecamatan Turi. Banjir di Lamongan kali ini menyebabkan jebolnya tanggul sungai yang ada di Dusun Dorogede, Desa Gedang, Kecamatan Sukodadi Lamongan.
Sementara banjir di Sidoarjo sebenarnya sudah terjadi sejak tiga hari terakhir. Namun mulai Senin (8/2) pukul 15.00, banjir kembali terjadi dan menggenangi beberapa kawasan di wilayah tersebut. Seperti di Kecamatan Sedati meliputi Griya Mapan, Kecamatan Sedati ketinggian air sekitar 40 cm, Desa Sedati Gede RT 1-16 masuk permukiman dengan ketinggian air 10-20 cm dan Sedati Agung, Permukiman Komplek AURI ketinggian air 10-20 cm.
Lalu di Kecamatan Buduran tepatnya di Pasar Sukorejo, Buduran ketinggian air 40 cm dan Desa Sukorejo, Buduran Residen ketinggian air 40 cm. Kecamatan Candi di Desa Jambangan, ketinggian air 60 cm dan Desa Tenggulunan  Jalan raya tergenang 40 cm. Kecamatan Sidoarjo di Perumahan Bluru Sidoarjo, ketinggian air 35 cm dan Sidokare Indah, genangan 30 cm.
Kemudian di Kecamatan Taman tepatnya di Desa Sambiroto, Jemundo, Bringin Bendo, ketinggian air 35 cm, Desa Ketegan (Depan Brimob) ketinggian air 1-1,5 m dan Desa Jemundo, Sadang, Gilang, Kletek, genangan 20-35 cm.
Lantas di Kecamatan Waru di wilayah sekitar Pasar Waru tergenang 1 m, Wisma Tropodo I dan II, Tropodo Asri ketinggian air 40 cm dan Desa Bungurasih, Kedungrejo, ketinggian air sekitar 1 m. “Kami sudah melakukan beberapa upaya untuk banjir Sidoarjo. Beberapa warga juga telah kami ungsikan di antaranya di Balai Desa Ketegan Timur,” ujar Sudharmawan.
Sedangkan untuk banjir di Kabupaten Mojokerto, juga terjadi sejak Senin (8/2) sekitar pukul 21.00. Banjir Mojokerto menggenang kawasan Dusun Ngelor, Desa Ngarjo, Kecamatan Mojoanyar, Desa Grogolgede, Kecamatan Mojoanyar, Desa Balongmojo dan Desa Balongwaru, Kecamatan Puri, Dusun Gembongan, Desa Jotangan, Kecamatan Mojosari, Dusun Balong, Desa Banyulegi, Kecamatan Dawarblandong dan Dusun Klanting, Desa Pulorejo, Kecamatan Dawarblandong.
“Meski banjirnya cukup parah, tidak ada korban jiwa. Tapi masyarakat tetap harus waspada karen hujan selama sepekan ini masih akan terus mengguyur dengan intensitas sedang dan lebat,” pungkasnya.
Akibat banjir tersebut, BPBD Jatim telah mendistribusikan sebanyak 2.500 paket bantuan berupa sembilan bahan pokok ke sejumlah daerah yang terkena banjir. “Kami punya stok 2.500 paket logistik dan semuanya sudah didistribusikan ke daerah-daerah banjir,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim Achmad Robiul Fuad.
Stok logistik tersebut telah terdistribusi ke-9 daerah, rinciannya Jember 300 paket, Nganjuk 300 paket, Mojokerto 300 paket, Bojonegoro 350 paket, Jombang 350 paket, Lamongan 350 paket, Tulungagung 50 paket, Trenggalek 200 paket dan Blitar 300 paket. Paket-paket tersebut terdiri dari enam item jenis sembako, yakni beras? 6 kilogram, mi instan 5 bungkus, kecap 250 mililiter, ikan 1 kaleng, minyak goreng 2 liter, dan gula 1 kilogram. [iib]

Tags: