Lima Kecamatan di Probolinggo Diterjang Puting Beliung

Salah satu rumah korban puting beliung.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

(Puluhan Pohon Tumbang,47 Rumah dan 1 Sekolah Rusak)
Probolinggo, Bhirawa
Hujan deras diserta puting beliung menerjang lima kecamatan di Probolinggo, Jatim, Jumat (3/1/2020). Akibat kejadian itu puluhan pohon tumbang dan sekitar 47 rumah rusak serta satu seolah yakni SMPN 1 Pajarakan rusak tertimpa pohon. Dampak kerusakan itu dirasakan di Kecamatan Krejengan, Kraksaan, Tongas, Pajarakan, dan Paiton. Kerusakan cukup parah terlihat di Desa Dawuhan, Kecamatan Krejengan.
Pantauan di lokasi pada Sabtu 4/1/2020 pagi, dua rumah rusak di desa itu rusak akibat tertimpa pohon. Pohon tumbang merusak bagian atap rumah. Sehingga pecahan genteng berserakan di dalam rumah.
Menurut penghuni rumah, puting beliung pada Jumat sore diawali dengan datangnya hujan deras. “Hujan itu mulai jam 15.00 WIB, lalu angin kencang datang dari utara. Pohon tumbang sekitar pukul 18.00 WIB menimpa rumah,” ujar Supriatin. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Seluruh peghuni rumah segera menyelamatkan diri saat peristiwa terjadi.
Pada Sabtu pagi warga terlihat kerja bakti menyingkirkan pohon tumbang dari atap rumah. Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih terus mendata total kerusakan akibat kejadian tersebut. Pihak BPBD juga mengungkap terjangan puting beliung Jumat sore tak menimbulkan korban jiwa.
Warga Probolinggo diharap meningkatkan kewaspadaan jika melihat tanda-tanda hujan lebat dan angin kencang datang. Cuaca ekstrem diperkirakan masih melanda wilayah ini hingga beberapa hari ke depan. Puting beliung menerjang tiga desa di Kecamatan Krenjengan, Kabupaten Probolinggo. Angin bertekanan tinggi itu menerjang Desa Dawuhan, Jatiurip dan Sentong. Puluhan rumah rusak dan sejumlah pohon tumbang terkena terjangan puting beliung disertai hujan deras.
Di Dusun Citra, Desa Dawuhan, Kecamatan Krejengan, Pohon sengon yang tumbang itu menindih rumah yang dihuni Buasi (64) dan Yosai (70). Serta rumah milik Sutik (55). Menurut keterengan beberapa sumber di lokasi, hujan deras dan angin terjadi sejak pukul 16.00 WIB hingga pukul 21.30 WIB. Tak ada korban jiwa atas peristiwa ini. Pohon tersebut tumbang ke bagian genteng dua rumah milik warga tersebut. Sebagian besar atapnya hancur, karena pohon itu berukuran besar.
“Saat pohon itu tumbang, pemilik rumah berada di ruang tamu, sedangkan pohon itu tumbang mengenai atap dapur dan kamarnya. Seluruh penguhuni rumah yang yang terkena pohon tumbang selamat,” terang Slamet, warga setempat di lokasi kejadian.
Tidak hanya di Kecamatan Krejengan, saja yang mengalami bencana alam akibat derasnya hujan dan angin. Bencana juga terjadi Kecamatan Kraksaan, tepatnya di Desa Rondo Kuning, yang juga banyak pohon bertumbangan.
Sedangkan di jalur pantura tepatnya Desa Asembakor, Kecamatan Kraksaan, pohon tumbang menghalangi jalur pantura Surabaya-Banyuwangi, yang menyebabkan listrik padam total. Namun sempat diatasi dengan cepat oleh petugas.
“Iya, bencana alam menimpa dua Kecamatan, Krejengan dan Kraksaan. Di Kecamatan Kraksaan, banyak pohon tumbang, terutama yang terjadi di jalur pantura. Informasi juga ada dua rumah warga yang terkena pohon tumbang,” kata Kapolsek Kraksaan AKP Sujianto.
Bencana alam di Kabupaten Probolinggo selama 2019 lalu, sebanyak 123 kejadian. Angka ini mengalami peningkatan cukup signifikan dibanding 2018. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, mencatat 123 kejadian, lebih sering berupa angin kencang sebanyak 47 kejadian. Kemudian tanah longsor 26 kejadian dan kekeringan 25 kejadian.
Selanjutnya kebakaran, seperti kebakaran rumah hingga kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). “Juga ada kecelakaan air, di mana petugas BPBD turun membantu melakukan evakuasi,” kata Sugeng Suprisayoga, selaku Kabid Kedaruratan dan Logistik. Bencana alam yang terjadi selama tahun 2019, menurut Sugeng naik drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2018, BPBD mencatat ada 78 kejadian bencana.
Dengan begitu, ada kenaikan lebih dari 40 persen. Meski terjadi peningkatan dari segi kualitas, korban jiwa dapat diminimalisir. “Berdasarkan data yang ada memang tahun ini peningkatan terjadi. Data tersebut beradasarkan laporan yang masuk ke BPBD. Pernah ada laporan kebakaran perumahan masuk, yang kami lanjutkan kepada Damkar. Sedangkan laporan Karhutla, kami selalu berkoordinasi dengan Perhutani,” ungkapnya.
Mantan Kasi Perekonomian Kecamatan Lumbang itu, menjelaskan bahwa bencana dapat diminimalisir dampaknya dengan meningkatkan kewaspadaan. Contohnya Karhutla diminimalisir dengan tidak membuang puntung rokok sembarangan. Atau ketika ada angin kencang, masyarakat tidak berteduh di bawah pohon yang mudah tumbang. Selain waspada, bencana juga dapat diantisipasi. Misalkan bencana longsor dan banjir, dapat diantisipasi dengan menanam pohon (reboisasi).
“Bencana tidak bisa dicegah, namun bisa dilakukan tindakan untuk meminimalisir dampak dari bencana. Baik dampak yang mengakibatkan korban jiwa dan kerugian materiil,” tandas Sugeng.
Rumah pasangan suami istri Heru (65) dan Arni (60), warga Desa Sentong, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, ambruk diterpa angin. Kakek nenek ini terpaksa mengungsi, bertahan di sebuah bangunan milik anaknya. Di kota Probolinggo akibat hujan dan angin semalam pohon beringin berumur ratusan tahun di makam keramat patah. (Wap)

Tags: