Lima Orang Massa Berbaju Serba Hitam di Surabaya Dipulangkan

Kombes Pol Frans Barung Mangera. [abednego/bhirawa]

(Usai Menjalani Pemeriksaan Polisi)

Polda Jatim, Bhirawa
Polisi telah mengamankan lima orang dari massa berpakaian serba hitam dan memakai penutup wajah yang diduga kelompok Anarko. Penangkapan itu dilakukan saat peringatan May Day atau Hari Buruh Sedunia di depan Gedung Negara Grahadi, Rabu (1/5) kemarin.
Setelah mengamankan, kelima orang itu dibawa ke Mapolrestabes Surabaya untuk diinterogasi. Kini, kesemuanya telah dipulangkan. Terkait hal itu, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, polisi dalam hal ini hanya menginterograsi dua orang saja. Keduanya merupakan ketua dan koordinator aksi.
Sementara tiga lainnya, sambung Barung, diketahui merupakan anggota yang hanya ikut-ikutan. Barung menjelaskan kelompok yang berpakaian dan beratribut serba hitam ini diperbolehkan pulang pada Rabu (1/5) sekitar pukul 20.00.
“Kita perbolehkan pulang mereka dengan wajib lapor. Dari lima orang, dua yang kita identifikasi, dan tiga lainnya hanya ikut-ikutan,” kata Kombes Pol Frans Barung Mangera, Kamis (2/5).
Tak hanya itu, kepada polisi kelompok ini mengaku sebagai Front Mahasiswa Nasional (FMN). Namun, Barung mengatakan dalam identifikasi di lapangan, mereka menemui ciri-ciri yang sama dengan kelompok Anarko. Seperti membawa bendera merah hitam dan menggunakan baju berwarna hitam.
Barung menyebut kelompok ini memang ditemukan di sejumlah negara. Bahkan dalam beberapa pemberitaan, pihaknya membaca dan menceritakan ada kelompok serupa di Australia hingga Perancis.
“Ini juga ada di Australia, Perancis dan Turki. Anarko ini kelompok yang tumbuh subur di semua negara, mereka menginginkan kebebasan penuh yang tak ada batasannya. Yang tidak ada hukum, dan mereka tidak taat aturan pemerintah. Serta alergi kepada pembatasan aturan,” bebernya.
Masih kata Barung, kelompok ini biasanya mempunyai logo huruf A besar. Dan terdapat lingkaran berwarna putih. “Sedangkan benderanya ini bendera hitam merah. Ini adalah gerakan universal dengan memanfaatkan event internasional, misalnya hari keselamatan dunia,” pungkas Barung.
Seperti diketahui, aparat kepolisian membubarkan aksi massa berpakaian serba hitam dan bermasker di sela peringatan May Day atau Hari Buruh se-Dunia 2019 di depan Gedung Negara Grahadi Jalan Gubernur Suryo Surabaya Jatim, Rabu (1/5). [bed]

Tags: