Lima SMA di Jatim Tukar Pelajar dengan Thailand

Kasek SMAMDA Wigatiningsih menerima cenderamata dari salah satu wakil perguruan tinggi Thailand.

Sidoarjo, Bhirawa
Dalam peningkatan dan pengembangan sekolah, 5 SMA di Jawa Timur telah melakukan tukar pelajar dengan negara Thailand. Kelima SMA tersebut diantaranya adalah SMA Negeri 10 Malang, SMA Negeri 1 Lamongan, SMA Negeri 20 Surabaya, SMA Al Islamiyah Tulangan Sidoarjo serta SMA Muhammadiyah 2 (SMAMDA) Sidoarjo.
Prosesi tukar pelajarnya telah dilakukan, kemarin(26/3) yang sekalian diperkuat penguatan MoU (Memorandum of Understanding) di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo sebagai tuan rumah.
Kepala SMAMDA Sidoarjo Wigatiningsih menuturkan kalau kegiatan ini dalam rangka kerjasama pertukaran pelajar dan guru dari sekolah di Thailand dengan sekolah yang ada di Indonesia, khususnya Jawa Timur.
“Saya ucapkan terima kasih dan selama datang, karena kami dipercaya sebagai tempa penyambutan program baik ini,” tutur Wigatiningsih.
Menurutnya, program ini akan dilakukan kerjasama tukar pelajar dengan beberapa perguruan tinggi di Thailand, diantaranya adalah dengan Lopburi College of Agriculture and Technology, Petehabun College of Agriculture an Technology juga dengan Kunramvittaya School Thailand.
Jadi, kegiatan ini merupakan rangkaian tindaklanjut dari kunjungan kami beberapa waktu lalu untuk melakukan MoU dalam rangka menambah wawasan guru dan siswa, antar dua negara dalam bidang bahasa dan budaya, serta menambah nilai-nilai positif dari kegiatan tersebut untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. “Dunia pendidikan diera abad 21 ini, para siswa dituntut bisa belajar dengan konsep 4C, yakni critical thinking, creativity, communication ang collaboration,” jelasnya.
Lanjutnya, konsep 4C yang ketiga dan keempat ini menjadi bagian yang sangat penting untuk bisa eksis sebagai siswa abad 21. Komunikasi dan kolaborasi tidak hanya dilakukan di lingkungan sekolah, tetapi perlu dikembangkan di luar sekolah, luar kota, luar propinsi bahkan sampai ke luar negara.
Karena kesuksesan itu tidak bisa dilakukan sendiri, perlu campur tangan banyak pihak. Maka seseorang itu harus mampu berkomunikasi, bekerjasama, berkolaborasi dengan pihak lain, sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai. “Oleh karena itu kerjasama ini sangat penting sekali untuk meraih sukses, baik secar individu maupun kelembagaan sekolah,” terang Wigatiningsih.
Makanya, harapan kami dengan tukar guru dan pelajar ini bisa menambah wawasan dan kompetensi di bidang ilmu pengetahuan, bahasa dan budaya dari masing-masing negara, serta bisa mengambil nilai-nilai baik dari kegiatan tersebut. “Untuk itu bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari secara individu maupun kelembagaan sekolah masing-masing,” pungkas Wigatiningsih. [ach]

Tags: