Lima Tahun Terminal Kedung Cowek Mati Suri

Suasana Terminal Kedung Cowek terlihat sepi dan tidak ada satupun armada lyn yang singgah, Senin (5/12) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi/bhirawa]

Suasana Terminal Kedung Cowek terlihat sepi dan tidak ada satupun armada lyn yang singgah, Senin (5/12) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi/bhirawa]

(Taksi Gelap di Akses Suramadu Makin Sepikan Terminal)
Surabaya, Bhirawa
Nasib Terminal Kedung Cowek yang melayani kendaraan umum kelas angkutan kota semakin terkatung-katung. Hingga kini, tidak ada satupun lyn yang singgah di terminal tipe C (subterminal) ini. Salah satu penyebabnya yakni keberadaan angkutan umum gelap berplat hitam yang ngetem di sepanjang akses menuju Jembatan Suramadu dan sebaliknya. Masyarakat lebih memilih moda nagkutan ini dari pada angkot resmi.
Meski terlihat sepi, setiap harinya terminal yang terletak di sisi barat Jembatan Suramadu ini tak luput dari sentuhan petugas kebersihan. Namun, usaha tersebut tak membuat penumpang bersedia masuk ke terminal.
Para sopir lyn sering gigit jari dan memilih hanya transit sejenak dengan membayar Tanda Pembayaran Retribusi (TPR) sebesar Rp 200,-. Meski terbilang murah, armada lyn yang terdaftar di terminal sejumlah 211 unit lyn hanya 20-an yang singgah.
“Ada 20 armada yang masuk ke sini itu lyn R1 jurusan JMP-Kenjeran. Itupun hanya mampir sebentar karena sudah mengangkut penumpang dari JMP,” kata Kepala Sub Terminal Kedung Cowek, Prastowo saat ditemui Harian Bhirawa di ruang kerjanya, Senin (5/12) kemarin.
Menurut dia, sejak berdirinya terminal Kedung Cowek tahun 2011 silam kondisinya tetap sepi. Hal ini dikarenakan faktor penumpang yang mengaku terlalu jauh dari rumahnya. Ditambah lagi, tidak adanya armada lyn yang singgah.
“Calon penumpang tidak ada yang mau kesini karena terlalu jauh dari pemukiman. Dan sopir pun beralasan terlalu jauh,” terangnya.
Dirinya juga mengaku heran dengan sepinya Terminal Kedung Cowek sejak pertama kali diresmikan. Menurutnya, selama ini yang dilakukan yakni mengawasi secara rutin aktivitas terminal. “Yang jelas kami disini menjaga aset agar tetap bersih dan aman. Karena kawasan Suramadu sangat rawan tindak kejahatan ya,” jelasnya.
Meski dilengkapi berbagai fasilitas yakni toilet, ruang tunggu penumpang, kios berjualan, hingga musala tak membuat para sopir lyn dan calon penumpang memanfaatkannya.
Bilik pintu masuk terminal juga tidak terlihat petugas yang berjaga. Kedua kaca bilik tersebut tertutup kain yang menandakan tidak adanya aktivitas keluar masuk armada lyn.
Sementara, Muhammad Lasub selaku Ketua lyn UBK mengaku hampir tidak mempunyai penghasilan sama sekali sejak dibiarkannya mobil plat hitam yang dijadikan angkutan umum.
Menurut dia, gunanya Terminal Kedung Cowek yakni mempermudah masyarakat jika mau pergi ke Madura atau juga sebaliknya. “Di sekitaran akses Suramadu itu banyak sekali mobil plat hitam yang mangkal. Itu mobil digunakan untuk mengangkut penumpang. Gimana mau hidup lyn sekarang ini kalau mobil gelap itu dibiarkan beroperasi,” katanya. (geh)

Tags: