Liponsos Inginkan Baju Safety AIDS

Penderita-psikotik-terjaring-razia-hal-ini-menambah-jumlah-penghuni-Liponsos-Keputih-yang-sudah-overload-Selasa-284.-[Gegeh-Bagus/bhirawa].

Penderita-psikotik-terjaring-razia-hal-ini-menambah-jumlah-penghuni-Liponsos-Keputih-yang-sudah-overload-Selasa-284.-[Gegeh-Bagus/bhirawa].

Surabaya, Bhirawa
Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih ternyata memiliki ruang khusus bagi penghuni yang mengidap HIV/AIDS.  Meski demikian belum ada fasilitas memadai untuk ruangan yang saat ini dihuni dua orang tersebut. Selain itu Liponsos juga tidak memiliki  tenaga khusu untuk penanganan penghuni HIV/AIDS.
Kepala UPTD Liponsos Keputih, Erni Lutfiyah mengaku sebagai langkah  mengantisipasi penularan penyakit berbahaya HIV/AIDS, pihaknya telah menyediakan ruang khusus terhadap pengidap yang sebelumnya dirantai ini.
Namun demikian Erni menegaskan pihaknya belum bisa menyediakan fasilitas memadai termasuk tenaga khusus untuk penanganan penderita HIV Aids.
” Kami memang gak ada tenaga khusus untuk penanganan pendertia HIV. Selain itu, para petugas juga gak dilengkapi baju safety. Untuk mengantisipasi akan penularan tersebut kami menyediakan ruang khusus bagi penghuni (Liponsos) yang positif HIV /AIDS,” terang Erni Lutfiyah saat ditemui Bhirawa, Selasa (28/4) di Liponsos Keputih.
Erni yang sebelumnya menjabat Kepala UPTD Griya Wreda ini memastikan agar para penghuni Liponsos lainnya tidak tertular penyakit mematikan tersebut. selain itu, para petugas yang hanya berjumlah 53 di Liponsos Keputih diimbau agar waspada dan selalu menjaga kebersihannya.
” Kami sudah berbuat secara maksimal. Kalau sebelumnya ada perantaian itu karena tidak ada ruang khusus jadi jalan satu-satunya dirantai,” imbuhnya.
Memang adanya dua penderita HIV/AIDS di Liponsos cukup mengkhawatirkan membuat penyakit mematikan ini mudah menyebar. Penyebabnya ada total 1.400 penghuni yang didominasi oleh penderita psikotik . dua diantaranya penderita HIV/AIDS. Belum lagi, kapasitas yang seharusnya ada di UPTD Liponsos yakni 500-600 penghuni sudah melampaui batas maksimum hingga tiga kali lipat.
Meski baru menjabat sebagai Kepala UPTD Liponsos Keputih, Erni sapaan akrabnya terus berupaya untuk melakukan pemulangan setiap bulannya. Disamping itu, pihaknya masih dalam tahap beradaptasi dalam pekerjaan barunya yang menangani permasalahan sosial ini.
” Saya masih mencari formula dan mempelajari situasi yang ada di Liponsos Keputih. Selebihnya akan membenahi sistem berdasarkan SOP,” tambah Erni.
Disinggung terkait banyaknya para penjemput penghuni Liponsos yang bukan keluarga sesuai Kartu Keluarga (KK), Erni memastikan selama dirinya menjabat selalu berpatokan terhadap Standard Operating Procedure (SOP).
” Di sini bukan penjara melainkan tempat penampungan dan pembinaan kepada penghuni Liponsos. Kalau ada orang tua abal-abal yang menjemputnya, kami akan tanyakan dimana keluarganya terlebih dahulu. Agar tidak terjadi masalah baru,” pungkasnya.
Perlu diketahui, sampai 27 April 2015 penghuni Liponsos Keputih berjumlah 1.400 orang. Diantaranya, 795 orang penderita psikotik laki dan 432 penderita psikotik perempuan. Disusul Gelandang dan Pengemis (Gepeng) laki berjumlah 54 orang dan perempuan 112 orang. Dari total tersebut, hanya ada 53 tenaga Liponsos Keputih yang bergantian atau sift. (geh)

Rate this article!
Tags: