Listrik Provinsi Jawa Timur Padam Bukan Trik Tekan Biaya

Para awak media saat berkunjung ke pembangkit listrik di Paiton.

Surabaya, Bhirawa
Untuk menjawab pertanyaan penyebab terjadinya gangguan pemadaman listrik Jatim di beberapa tempat daerah Jatim belum lama, PT. PLN Distribusi Jawa Timur (PLN DisJatim) telah mengajak 50 orang wartawan berbagai media, mulai dari cetak, elektronik meliputi radio, telivisi serta media online ke pusat penyebah kejadian di Paiton Probolinggo.
Acara tersebut oleh PT PLN Unit Induk di Jawa Timur bersama-sama PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) dikemas dalam bentuk Press Gathering 2018 dengan tema Kesiapan PLN Group Dalam Mendukung Kendala Listrik Kawasan Industri di Jatim. Kegiatan tersebut juga bertujuan menjalin keakraban dan kerja sama yang baik dengan para awak media di Jatim.
Rombongan Press Gathering berangkat dari kantor Induk Distribusi Jawa Timur sekitar jam 8.00 wib menuju Gardu Induk Tegangan Ektra Tinggi 500 kV Paiton yang lokasinya tak jauh dari Pusat Pembangkit Listrik Paiton.
Sesampai di GITET 500 kV Paiton, rombongan press yang tiba sekitar pukul 12.00 siang disambut oleh Manager Senior General Affair PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur, Dwi Suryo Abdullah dan Manajer Unit Pelaksana Pemeliharaan Gardu Induk Tegangam Ektra Tinggi Paiton, Sidik Prasetyo.
Pada kesempatan inilah panjang lebar Dwi Suryo Abdullah didampingi Sidik Prasetyo menjelaskan, bahwa banyak hal yang bisa mengganggu dan menyebabkan terganggunya keamanan dan kelancaran distribusi listrik untuk sampai ke konsumen.
Disebutkan diantaranya adalah adanya bakar bakar sampah atau apa saja di dekat transmisi, mainan layang layang, balon udara, burung dengan sayap yang cukup besar seperti elang, rajawali dan sejenisnya. “Tapi kalau burung kecil seperti burung gereja dan sejenisnya tidak ada masalah,” tegas Dwi.
Karenanya diminta kepada masyarakat kerja samanya untuk tidak bakar-bakar dekat transmisi, demikian juga kalau ada yang bermain layang dan balon untuk ikut mebantu melarangnya agar jangan sampai mengganggu kelancaran distribusi listrik ke konsimen.
Pada kesempatan teresebut Dwi juga meluruskan tentang gangguan pemadaman di Jatim belum lama itu terjadinya di Grati bukan Paiton. Ketika ditanya apa kongkrit penyebab dari pemadaman itu sebenarnya, dalam hal ini pihak PLN DisJatim masih terus melakukan pendalaman, yang jelas masyarakat sangat diminta kerja samanya untuk untuk membantu terhadap penyebab pemdaman listrik seperti yang disebut kan diatas.
Lebih jauh Dwi Suryo Abdullah menyampaikan, GITET 500 kV Paiton berfungsi menyalurkan energi listrik yang dibangkitkan oleh 8 unit Pembangkit. Kapasitas total 4.800 MW ke dalam sistem interkoneksi Jawa Bali 500 kV. Total energi 3.400 MW dan kedalam sistem 150 kV dengan total energi 1.500 MW.
Nantinya akan digunakan untuk memasok Gardu Induk 150 kV ke arah Probolinggo – Lumajang dan ke arah Situbondo-Banyuwangi-Bali. Dwi Suryo juga menyebutkan, sebesar 3.400 MW energi listrik yang dibangkitkan Pembamgkit yang ada di Paiton dialirkan melalui SUTET 500 kV untuk di kirim ke Interbas Transformer (IBT) Grati dan IBT Kediri.
Selanjutnya digunakan untuk mengoperasikan Gardu Induk 150 kV. Mengingat Daya yang disalurkan sangat besar, maka penyaluran energi listrik akan efisien bila menerapkan sistem internoneksi seperti yang diterapkan di Jawa Bali, sehongga pasokan listrik baik di Paiton, Grati, Gresik, Tanjung Awar-Awar, Pacitan dan beberapa pembangkit yang ada di Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Jakarta dan Bali terhubung satu dengan yang lain. [ma]

Tags: