LKPJ Tahun Anggaran 2014 Surplu Rp55 M

Ketua DPRD Lamongan Kaharudin menyerahkan masukan saran dan rekomendasi DPRD terkait LKPJ Tahun Anggaran 2014. [suprayitno/bhirawa]

Ketua DPRD Lamongan Kaharudin menyerahkan masukan saran dan rekomendasi DPRD terkait LKPJ Tahun Anggaran 2014. [suprayitno/bhirawa]

Lamongan, Bhirawa
APBD Lamongan tahun anggaran 2014 surplus hingga Rp 55 miliar. Data tersebut terungkap dalam laporan Panitia Khusus (Pansus) tentang Rekomendasi Hasil Pembahasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Akhir Tahun Anggaran 2014 dan akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2014.
Seperti disampaikan juru bicara Pansus M Freddy Wahyudi, terkait urusan keuangan daerah, Pansus menyebut dari target pendapatan daerah sebesar Rp 1.946.753.734.798, terealisasi sebesar Rp 1.969.782.922.682. Diantara komponen pendapatan daerah adalah PAD yang terealisasi sebesar Rp 272.409.285.215.
Sedangkan dari target belanja daerah yang ditetapkan sebesar Rp 2.056.001.518.887, terealisasi sebesar Rp 1.913.817.056.084. Sehingga terjadi surplus sebesar Rp 55.965.886.598. Dari sisi pembiayaan, terealisasi sebesar Rp 149.599.484.089. Kemudian dari sisi pengeluaran pembiayaan terealisasi sebesar Rp 40.351.686.468, sehingga pembiayaan netto sebesar Rp 109.247.797.620.
“Dengan demikian kebijakan pengelolaan keuangan daerah dalam APBD tahun anggaran 2014 terdapat Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) tahun berkenaan sebesar Rp 165.213.664.218,” ungkap M Freddy Wahyudi, Kamis (9/4) di Ruang Sidang paripurna DPRD.
Pansus DPRD Lamongan juga berharap kawasan Wisata Bahari Lamongan (WBL) yang sudah menjadi brand Lamongan agar jangan sampai kalah bersaing dengan daerah lain. Mereka menganggap pariwisata merupakan bagian terpenting dalam upaya membantu peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sehingga diharapkan berbagai inovasi agar terus dilakukan.
Terlebih lagi, lanjut dia, persaingan dunia usaha wisata saat ini terus menguat. Hal itu menurutnya ditandai dengan banyaknya daerah yang berusaha menciptakan tujuan wisata baru di wilayahnya masih-masing. “Lamongan yang telah memiliki brand sebagai daerah wisata harus terus berkarya. Terutama terkait eksistensi WBL, Mazoola, wisata religi Sunan Drajad dan Sendang Duwur. Sehingga tempat wisata ini tidak kehilangan daya tarik maupun daya saing dengan tempat-tempat wisata lainnya, ” ujar dia. [yit]

Tags: