LLDikti VII Apresiasi Gelaran Wisuda Offline Unitomo

Selain menggelar prosesi wisuda secara online, Unitomo juga melaksanakan prosesi wisuda secara offline (tatap muka) dengan sistem bertahap.

Terapkan Prokes Ketat dan Dilakukan Secara Bertahap
Surabaya, Bhirawa
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VII Jawa Timur mengapresiasi gelaran wisuda Offline dan Online Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya. Pasalnya, dari 1.311 lulusan Program D3, S1 dan S2 Unitomo hanya 272 lulusan lainnya mengikutinya secara online atau Daring. Sedangkan 1.059 lulusan yang diwisuda secara fisik dalam dua hari, pada Sabtu dan Minggu (12-13/9) di Dyandra Convention Center.
Menurut Ketua LLDikti Wilayah VII Jawa Timur, Prof Soeprapto yang Hadir di sesi satu hari pertama, serta sesi satu hari ke dua, menyampaikan apresiasi atas langkah Unitomo menggelar wisuda baik secara online maupun offline untuk mengakomodasi keinginan para calon wisudawan.
“Ini langkah berani dan harus dieksekusi secara hati-hati dengan penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) yang sangat ketat. Dan saya lihat Unitomo berhasil melakukannya,” ujar Prof Soeprapto.
Prof Soeprapto menilai langkah ini perlu dicontoh kampus lain. Mengingat, kebanyakan kampus hanya menggelar wisuda secara online atau offline tapi hanya diikuti oleh wisudawan tertentu, khususnya yang berprestasi untuk menjadi perwakilan.
Sementara itu, dalam sambutannya, Rektor Unitomo, Bachrul Amiq, mewanti – wanti seluruh wisudawan, juga panitia yang terlibat dalam mempersiapkan acara wisuda ini untuk selalu menjalankan Prokes di mana pun berada.
“Sebenarnya, lebih mudah bagi saya untuk memutuskan menggelar acara wisuda ini secara online, seperti dilakukan banyak kampus lain. Tapi karena banyak juga calon wisudawan meminta agar momen penting ini bisa tetap terselenggara secara offline,” ungkapnya.
Apalagi sebagai peristiwa sekali seumur hidup, maka akhirnya diputuskan untuk menggelarnya secara offlline dan online bersamaan. Maka Rektor Unitomo ini meminta panitia untuk benar-benar mempersiapkannya dengan baik.
“Yang online kami laksanakan dengan memanfaatkan Aplikasi Zoom, sedang yang offline dilaksanakan dengan Prokes yang sangat ketat. Kami semua tentu tidak ingin muncul kluster Covid baru dari acara wisuda,” papar Amiq.
Ketua Panitia, Siti Marwiyah menambahkan, agar tidak terjadi kerumunan saat menjelang, saat acara, dan saat pulangnya undangan maka Prokes diterapkan dengan ketat.
“Tiap sesi kami batasi maksimal hanya dihadiri 800 – 900 undangan, jauh dari kapasitas normal gedung sekitar 3 ribu orang. Selain itu ada jeda selama tiga jam dari sesi I ke sesi II, untuk sterilisasi ulang menjelang sesi II. Serta menghindarkan kemungkinan bertumpuknya arus undangan yang keluar dan masuk,” ujar Siti Marwiyah, yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor I Unitomo ini.
Dengan jumlah undangan yang dibatasi secara ketat. Ada pula larangan bagi anak kecil dan orang tua berusia lanjut untuk hadir, serta syarat menunjukkan surat keterangan hasil Rapid Test non reaktif.
“Melaksanakan wisuda di era new normal memang menuntut kita untuk melakukan banyak penyesuaian. Bukan hanya gedung yang meski ber-AC tapi kami minta tetap dibuka semua pintunya untuk menjaga sirkulasi,” jabar dia.
Selain itu, lanjut dia, upacara wisuda juga diubah total. Diantaranya seusai prosesi pemindahan kuncir toga oleh rektor, yang tanpa diiringi jabat tangan seperti biasanya, wisudawan langsung pulang beserta orangtuanya, tanpa harus menunggu acara selesai. [ina]

Tags: