Lokalisasi Cangkring Tuban ‘Tak Bisa Ditembus’

H.Moch Affandi, S.Ag (Wakil Ketua PC GP Ansor Tuban)

H.Moch Affandi, S.Ag (Wakil Ketua PC GP Ansor Tuban)

Tuban, Bhirawa
Ternyata Bumi Wali Tuban masih belum bersih dari dunia prostitusi yang selama ini digembar-gemborkan oleh pemerintah kabupaten (Pemkab) Tuban.  Meski penutupan lokalisasi serentak pada tahun 2013 silam, akan tetepi masih ada beberapa lokalisasi yakni di Cangkring di Desa Kebonagung, Kecamatan Rengel masih melakukan praktik.
Dari keterangan warga dan pengamatan bhirawa, mayoritas Pekerja Seks Komersial (PSK) nya diduga berasal dari Kabupaten Bojonegoro ini kembali parktik setelah lokalisasi doly ditutup oleh pemerintah kota (Pemkot) Surabaya pada saat itu. “Hampir 80 persen PSK Cangkring dari Kabupaten Bojonegoro,” ungkap salah seorang warga asli Kebonagung yang identitasnya dirahasiakan ketika ditemui di salah satu warung kopi (27/6) lalu.
Selama ini praktik prostitusi di Cangkring tergolong tertutup. Sebab dusun yang berada di ring 1 industri Minyak dan Gas (Migas) Sumur Mudi tersebut, dijaga ketat oleh dua orang oknum waker atau petugas keamanan eks Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Bahkan menurutnya, petugas dari Kepolisian Sektor (Polsek) Rengel sampai saat ini belum bisa menembus ke lokalisasi Cangkring. Karena apapun permasalahan internal Cangkring, langsung diatasi oleh Waker tersebut. Selain bercerita soal kehidupan di Cangkring. Dia juga bercerita soal keberadaan PSK. Dimana sebelum adanya penutupan masal oleh Pemkab, banyak warga lokal yang menjual kesuciannya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. “Tetapi kini sudah tidak ada warga lokal yang bekerja semacam itu,” imbuhnya.
Sesuai pengamatannya, PSK Cangkring saat ini jumlahnya tidak lebih dari 50 orang. Hampir 80 persennya dari Bojonegoro, sisanya PSK dari Dolly Surabaya. Jumlah tersebut sulit untuk diverifikasi, sebab setiap bulan keluar masuk sesuai dengan keinginan PSK-nya. “Rata-rata kalau PSK-nya betah yang lama di Cangkring begitupun sebaliknya,” tambahnya.
Ditanya soal siapa saja yang sering singgah di Cangkring, dia tidak banyak berkomentar. Jelasnya semenjak beroperasinya Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) Sumur Mudi, Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB P-PEJ) tahun 1993 dan mulai produksi tahun 1997, Cankring mulai ramai pengunjung. “Kadang warga Tuban sendiri, tetapi mayoritas sopir kendaraan antar kabupaten/kota dan provinsi yang singgah,” jelasnya.
Penilainnya banyak pihak setelah ditutupnya tahun 2013 silam, Cangkring sudah mati. Padahal kini beroperasinya tidak hanya dilokalisasi saja, namun sudah cek in di hotel terdekat.
Sementara itu, Wakil ketua PC GP Ansor Kabupaten Tuban, H. Moch Affandi, S.Ag nerharap agar aparat, terutama satuan polisi pamong praja Satpol PP Pemkab Tuban bisa segera melakukan investigasi dan penindakan. “Kalau memang benar, seger bertindak, biar braind kabupaten sebagai Bumi Wali ini kembali tidak tercoreng dan benar-benar bersih dari postitusi,” kata Moch. Affandi. [hud]

Tags: