Lolos Uji Kompetensi, 720 Siswa dan Guru SMK Terima Sertifikat

Uji kompetensi bidang tata busana untuk guru SMK digelar di UPT PPPK DIndik Jatim, Minggu (21/9).

Uji kompetensi bidang tata busana untuk guru SMK digelar di UPT PPPK DIndik Jatim, Minggu (21/9).

Dindik Jatim, Bhirawa
Tawaran 6 juta lapangan pekerjaan dari Jerman disambut baik Dinas Pendidikan Jatim. Sebagai persiapan, siswa SMK yang menjadi sasaran terus dimatangkan kompetensinya. Bahkan siswa beserta gurunya juga mulai mendapatkan sertifikat kompetensi dan profesi.
Sebanyak 720 sertifikat mulai diberikan kepada siswa dan guru SMK setelah mengikuti uji kompetensi di UPT Pelatihan dan Pengembangan Pendidikan Kejuruan (PPPK) Dindik Jatim. Sertifikat berstandar nasional itu terdapat dua macam, yaitu sertifikat kompetensi dan profesi. Masing-masing diterbitkan oleh lembaga sertifikasi berbeda. Sertifikat kompetensi diterbitkan Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sedangkan sertifikat profesi diterbitkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
“Sejak pertengahan tahun ini, UPT PPPK sudah resmi menjadi Tempat Uji Kompetensi (TUK). Dengan demikian, kita akan terus menggelar uji kompetensi untuk melengkapi lulusan SMK dan guru dengan sertifikat berstandar nasional,” kata Kepala UPT PPPK Dindik Jatim Sumardijono, Minggu (21/9).
Sumardijono mengatakan, persaingan pada Asean Economic Community (AEC) membutuhkan tenaga kerja yang benar-benar memiliki standar kualifikasi. Karena itu, sertifikat kompetensi maupun profesi menjadi keniscayaan bagi para lulusan SMK di samping legalitas yang sudah diterima dari sekolah. Bahkan Jerman yang sudah menawarkan 6 juta lapangan pekerjaan juga membutuhkan tenaga kerja yang terstandardisasi.
“Tidak hanya tenaga kerja yang akan dikirim ke luar negeri. Pasar tenaga kerja dalam negeri juga akan diserbu perusahaan asing. Karena itu, lulusan SMK harus memiliki serifikasi yang telah terstandar nasional bahkan internasional,” kata dia.
Tahun ini, lanjut Sumardijono, lembaga yang dipimpinnya akan terus melakukan uji kompetensi hingga mencapai target 1.320 sasaran. Secara rinci, sasarannya untuk 500 guru dan 820 siswa SMK. Sasaran ini rencananya akan ditambah pada 2015 mendatang menjadi 2.400 guru dan siswa SMK. Itu terdiri dari 12 bidang kompetensi berbeda. Di antaranya ialah pengelasan, tata busana, tata boga, tata kecantikan, akuntansi, sekretaris, mesin CNC, mesin manual, desain grafis, word processing, spread sheet.
Dia menyadari, sasaran yang ditargetkan masih terlalu kecil dibanding jumlah siswa SMK di Jatim yang mencapai angka 63.819 peserta didik. Sedangkan guru SMK sendiri mencapai 54.123 orang. Karena itu, dia berharap agar SMK yang telah memiliki TUK dapat kembali mengoptimalkannya dengan dukungan dari pemerintah daerah. “Kita hanya melaksanakan ujian sesuai kuota yang diberikan APBD Jatim,” kata dia.
Saat ini, ujian yang digelar telas sampai pada angkatan ke-4. Masing-masing angkatan diikuti oleh 20 guru atau siswa SMK. Salah satu asesor uji kompetensi tata busana Tjitjik Yuningsih mengungkapkan, kepemilikan sertifikat kompetensi merupakan nilai  plus bagi siswa maupun guru. Siswa dapat menggunakannya dalam mencari kerja. Sementara, guru bisa memakainya untuk proses kenaikan jabatan. “Jadi, proses sertifikasi profesi atau kompetensi ini punya banyak nilai plusnya,” ungkapnya.
Dia mencotohkan model ujian kompetensi untuk bidang tata busana. Peserta tidak hanya diberi materi ujian berupa teori, tapi juga praktik langsung. Semua soal dibuat oleh BSNP. Assesor tidak tahu sama sekali soal apa yang bakal keluar saat ujian berlangsung. “Setiap angkatan soalnya beda-beda dan kami tidak tahu soal model apa yang bakal keluar,” ungkapnya. [tam]

Tags: