Lonjakan Pendatang, Petugas Check Point Durenan Kewalahan

Antrian warga yang mau masuk ke Kabupaten Trenggalek harus melalui proses check point. [Wahyu asmoro]

Trenggalek, Bhirawa
Check Point Covid-19 di kecamatan Durenan membkudak dan petugas terlihat kewalahan melakukan pengecekan pendatang karena kurangnya personel. Gelombang pendatang terpantau kebanyakan berasal dari pondok pesantren di luar Trenggalek yang memulangkan santrinya.
Pelaksanaan penutupan akses masuk ke Kabupaten Trenggalek mulai dilaksanakan menekan penyebaran Covid-19 . Kabupaten Trenggalek menutup seluruh akses masuk jalan desa di perbatasan ditutup total, sehingga hanya ada 3 akses Nasional jalur masuk ke Trenggalek.
Sesuai intruksi Bupati seluruh kendaraan yang masuk Trenggalek harus melalui check poin yang telah di tentukan sehingga bisa terpantau kondisi kesehatan setiap orang yang masuk ke Trenggalek.
Terlihat tidak ada satupun kendaraan roda dua yang melewati check point, hanya kendaraan umum yang melakukan check point terutama yang dari jalur timur, Kecamatan Durenan.
Camat Durenan Ahmad Zuhdan mengatakan, pemeriksaan di check point Terminal Durenan memang sudah ada sejak Senin(30/3) , namun dengan adanya instruksi untuk mengidentifikasi total dari Bupati maka akan lebih ditingkatkan.
“Mulai kita maksimalkan, memang dari kemarin sudah ada namun untuk kali ini lebih kita maksimalkan, sehingga semua harus teridentifikasi total termasuk penumpang yang masuk ke Trenggalek.” Katanya, Selasa(31/3).
Dijelaskan Zuhdan, satu minggu terakhir hanya kendaraan umum diberhentikan, namun setelah ada instruksi dari Bupati mulai ditingkatkan, selain bus umum, travel juga diberhentikan, hanya saja untuk kendaraan roda dua masih belum dilakukan pengecekan di ceck point.
“Meningkatnya mulai dari bus bukan umum seperti travel kita masukkan ke check point semuanya. Karena semua titik jalan masuk perbatasan yang ada di desa di tutup dan di arahkan bagi semua kendaraan yang masuk ke Trenggalek harus melewati check Point. Namun kendaraan roda dua selanjutnya akan menjadi perhatian kita juga,” ujarnya.
Diungkapkan Camat Durenan, termonitor beberapa kendaraan umum maupun kendaraan yang mengangkut santri dari beberapa pondok pesantren di luar kabupaten Trenggalek. “Sesuai protokol kesehatan dilakukan pemeriksaan ,” ujar Ahmad Zuhdan.
Lebih lanjut sebagai evaluasi, ia mengaku sangat kekurangan personel dari dinas Kesehatan ketika ada lonjakan orang yang datang. “Kebetulan karena saat ini kita sedang melakukan pemeriksaan beberapa bus kalau kita evaluasi tentunya ini masih perlu ditambahkan alat kesehatan maupun petugas kesehatannya,” tuturnya.
Kalau melihat petugas yang ditugaskan Dinas Kesehatan dari masing-masing puskesmas, piket jaganya perhari ada 3 sift dan per sift ada 2 petugas.
Sementara itu di tempat yang sama Kapolsek Durenan Mochamad Solichin menerangkan apa yang dilihat yaitu tidak seimbangnya alat yang digunakan petugas dengan sasaran ketika ada lonjakan orang masuk di check Point.
“Orang yang di cek semakin banyak tetapi alatnya sangat minim. Sehingga kalau alatnya memadahi siapa pun yang di cek itu tidak perlu memakan waktu lama, semua akan dicek lebih cepat,” tandasnya.
Pihak Polsek Durenan mengaku membantu membackup supaya pelaksanaan ini bisa berjalan dengan maksimal hanya saja karena alat masih minim sehingga itu menjadi sentral secara umum ketika volume orang yang hadir tidak seimbang dengan sarana yang di gunakan,” itu kan menjadi penghambat,” tandasnya. [wek]

Tags: