LPTK Miliki Peran Penting Tingkatkan Pendidikan

Wakil Rektor 4 UM, I Wayan Dasna (kiri) dan Ketua LPPM UNESA, I Wayan Susila (kanan) saat memaparkan potensi LPTK sebagai penyedia jasa layanan pendidikan dalam kegiatan menggelar TTI Strategic Business Planning Workshop yang berlangsung di Hotel Santika Gubeng Surabaya, Selasa (23/12) lalu. [achmad tauriq/bhirawa]

Wakil Rektor 4 UM, I Wayan Dasna (kiri) dan Ketua LPPM UNESA, I Wayan Susila (kanan) saat memaparkan potensi LPTK sebagai penyedia jasa layanan pendidikan dalam kegiatan menggelar TTI Strategic Business Planning Workshop yang berlangsung di Hotel Santika Gubeng Surabaya, Selasa (23/12) lalu. [achmad tauriq/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
LPTK (Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan) mempunyai peran yang penting sebagai service provider untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar. Untuk itu perlu dikembangkan kemitraan antara LPTK dengan pihak-pihak yang  memerlukan pengembangan dan  peningkatan kapasitas guru.
Konsultan Pendidikan Tinggi Usaid Prioritas, Prof. Muchlas Samani saat dihubungi Bhirawa, Minggu (27/12) kemarin mengungkapkan tiga peran penting LPTK yakni meningkatkan pendidikan guru (pra-jabatan), memberikan pelatihan PKB (misalnya, TOT) dan penelitian terapan (applied research / konsultansi).
“Penelitian terapan (applied research / konsultansi) sendiri terbagi menjadi tiga yaitu penataaan dan pemerataan Guru, analisis keuangan pendidikan serta kebijakan dan perencanaan untuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB),” terang Muchlas.
Sementara keterlibatan service provider dalam kegiatan PKB bertujuan untuk menjembatani kerjasama perguruan tinggi dengan masyarakat melalui dinas pendidikan setempat. “Dengan begitu pengembangan keprofesian guru lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan kabupaten/kota. Apalagi in service training yang dimiliki oleh perguruan tinggi secara kualitas diakui oleh pemerintah dan bersertifikasi,” jelasnya.
Untuk mengembangkan LPTK sebagai penyedia jasa pendidikan, Usaid Prioritas menggelar kegiatan TTI Strategic Business Planning Workshop yang berlangsung di Hotel Santika Gubeng Surabaya beberapa waktu lalu.
Adapun para pengambil kebijakan penting dari mitra LPTK yang turut hadir yakni UM, UINSA, UNESA dan juga konsorsium LPTK yaitu konsorsium UNESA (Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Universitas PGRI Kediri), konsorsium UINSA (IAIN Tulungagung, STAIN Ponorogo) dan konsorsium UM (IKIP PGRI Madiun, Universitas Jember).
Sedangkan menurut Wakil Rektor IV Universitas Negeri Malang (UM), Dr. I. Wayan Dasna, M.Si, M.Ed mengungkapkan bahwa pihaknya memiliki sumber daya yang kompeten untuk menyelenggarakan beragam kegiatan PKB namun dananya terbatas.
“Sementara itu kabupaten/kota memiliki anggaran yang cukup besar untuk pengembangan keprofesian guru, namun sumber dayanya terbatas. Untuk itu, tepat kiranya apabila kabupaten/kota menggandeng LPTK mitra seperti Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dalam rangka pengembangan keprofesian guru,” harap Wayan.
Wayan juga menjelaskan, berdasarkan data UKG sebagian besar guru belum dapat mencapai skor minimal (60) dan Uji kompetensi Profesional mahasiswa PPG rata-rata penguasaan materi masih rendah (contoh mapel kimia dari 40 soal skor tertinggi 29 dan terendah 5).
“Itu artinya, masih banyak guru yang butuh dilatih lagi supaya lebih kompeten,” katanya. [riq]

Tags: