Luapan Watudakon Mojokerto Perlu Uluran Tangan Pemerintah Pusat

DPRD Jatim, Bhirawa
Luapan sungai Avur Watudakon yang merendam tiga desa di Jombang dan Mojokerto harus segera ditangani. Pemerintah pusat dan provinsi harus turun tangan.
Di Kabupaten Mojokerto, banjir akibat meluapnya Avur Watudakon merendam Dusun Tempuran dan Dusun Bekucuk di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko. Hingga hari ke-4, Kamis (6/2) kemarin, ketinggian air di jalan mencapai lutut orang dewasa. Sedangkan banjir di dalam rumah-rumah penduduk mencapai 10-40 sentimeter.
“Peran serta pemerintah pusat dan provinsi dalam hal pendanaan sangat diharapkan. Mengingat ada beberapa hal yang membutuhkan peran serta pemerintah pusat dan provinsi untuk atasi banjir tersebut,” ungkap Masduki, anggota Komisi D DPRD Jatim, setelah melihat langsung kondusi banjir di Desa Tempuran Kecamatan Mojokerto, Kemarin.
Menurut Masduki, banjir yang telah memasuki hari ke-4 ini sejak banjir terjadi awal Senin malam (3/2/2020), dikarenakan derasnya hujan yang terjadi dan tidak ada tanggul sehingga air meluap dan mengakibatkan banjir.
Untuk itu, sesuai permintaan warga dan kajian BPBD Mojokerto, lanjut politisi PKB ini, perlu ada normalisasi sungai kawasan tersebut dan pembuatan tanggul.
“Juga harus ada rumah pompa air guna memompa dan membagi debit air di sungai yang masuk ke sipon Watudakon dibuang ke sungai Brantas. Sehingga air dapat dialirkan ke sipon Watudakon dan ke sungai Brantas. Sehingga mengurangi luberan air banjir ke permukiman masyarakat sekitar,” ungkap politisi yang asli Mojokerto ini.
Dijelaskan Masduki, pihaknya dalam waktu dekat akan meminta Komisi D DPRD Jatim untuk segera menindaklanjuti persoalan ini.
“Ya saya minta komisi D memanggil pihak pihak terkait agar segera ada penanganan, khusunya permintaan masyatakat dan BBWS Jatim agar bisa segera direalisasikan,” pungkasnya.
Dari data yang ada di Koordinator Input Data Pemerintah Desa Tempuran Rahmanto Hidayat menjelaskan, ratusan rumah penduduk yang saat ini terendam banjir akibat meluapnya Avur Watudakon.
Tercatat 896 jiwa warga Desa Tempuran yang harus merasakan dampak banjir selama 3 hari ini. Terdiri dari 687 jiwa di Dusun Bekucuk dan 209 jiwa di Dusun Tempuran.
Hidayat menambahkan, sudah banyak warga korban banjir yang mengungsi. Hanya saja dia tidak mencatat jumlah pengungsi. Karena mereka mengungsi ke rumah keluarga dan kerabat yang tidak terkena banjir.
Banjir di Desa Tempuran juga melumpuhkan aktivitas pemerintahan desa dan pendidikan. Karena kantor desa, TK Negeri Pembina II Tempuran dan SDN Tempuran saat ini terendam banjir setinggi 50 cm. Sehingga anak-anak di kampung ini tidak bisa sekolah.
Pemkab Mojokerto telah mendirikan dapur umum, posko kesehatan, posko BPBD dan mobil MCK di Dusun Tempuran. Sejumlah perahu karet disiapkan untuk membantu evakuasi warga dan mengirim makanan. Selain itu, sejumlah truk tangki didatangkan untuk menyuplai air bersih ke para korban banjir. (geh)

Tags: