Luasan Tanam Padi Tulungagung Bertambah 10%

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Tulungagung, Bhirawa
Luasan lahan tanam padi di Kabupaten Tulungagung, Jatim, diprediksi bertambah sekitar 10 persen pada 2016 akibat perubahan pola tanam petani yang mengikuti perubahan musim hujan dampak gelombang la nina.
“Tahun ini musimnya memang tidak seperti biasa. Masuk bulan September harusnya mulai tanam palawija karena memasuki periode kemarau, tapi karena hujan masih terus terjadi kami kembali tanam padi,” kata Syawal, petani Desa Pojok, Kecamatan Campurdarat, Tulungagung, Senin (26/5).
Selain sebagian di Campurdarat, aktivitas petani menanam padi juga terpantau di beberapa kecamatan lain di Tulungagung seperti Gondang, Kauman, Tulungagung, Sumbergempol dan Ngunut.
Sama seperti Syawal, mayoritas petani yang bertahan menanam padi beralasan pasokan air ke sawah-sawah mereka masih melimpah dan prediksi hujan masih terjadi hingga Oktober. “Kalau kondisi basah begini mau menanam palawija juga tidak bagus, risiko gagal malah,” kata Sulaiman, petani lain di Desa Pojok.
Secara ekonomis, kata Syawal maupun Sulaiman, menanam palawija sebenarnya jauh lebih menguntungkan ketimbang padi. Hal itu karena margin atau selisih untung dari hasil menanam padi lebih sedikit dibanding palawija setelah dipotong biaya produksi.
“Menanam palawija itu ongkos produksi secara keseluruhan lebih kecil, penanaman mudah dan persentase keuntungan lebih besar ketimbang padi. Tapi sekali lagi pilihan menanam tetap bergantung pada kelembaban udara serta sediaan air sawah,” ujar Syawal.
Kabid Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Trenggalek Kemi Durahman mengatakan luasan tanam padi tahun ini diprediksi meningkat sekitar 10 persen, mengacu perubahan pola tanam sebagian petani setempat yang memilih tetap menanam padi.
“Persentasenya bisa jadi meningkat di akhir tahun nanti, karena msih harus melihat seberapa jauh perubahan musim (hujan) terjadi. Namun berdasar hitungan sementara, kenaikannya sekitar 10 persen tadi,” kata Kemi.
Ia menggambarkan dalam kondisi musim normal yang tidak terpengaruh el nino maupun la nina, luasan lahan tanam padi di wilayah Tulungagung selama kurun setahun mencapai sekitar 50 ribu hektare.
Asumsi rata-rata itu menurut Kemi dihitung berdasar jumlah luas lahan yang ditanami padi dalam dua dari total empat musim tanam selama kurun setahun. “Kalau luas lahan pertanian di Tulungagung jumlahnya sekitar 27 ribuan hektare. Dari jumlah itu ada yang kapasitas tanam padinya hanya sekali, ada yang dua kali (normal) atau ada juga yang tiga kali, bergantung sediaan da pasokan air sawah,” paparnya.
Ia mengatakan saat ini jumlah luasan lahan tanaman padi hingga akhir pertengahan September tercatat mencapai 56 hektare, enam hektar lebih banyak dibanding luas keseluruhan lahan yang ditanami padi sebagaimana asumsi normal Disperta Tulungagung. [ant]

Tags: