Lulus Doktor saat Nyaris Kena Drop Out

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara-RB (MenPAN-RB) Asman Abnur dinyatakan lulus program doktor usai menjalani ujian terbuka di hadapan sepuluh penguji dan undangan di kampus C Universitas Airlangga, Senin (27/2). [adit hananta utama]

Ujian Terbuka Menpan-RB Asman Abnur di Unair
Surabaya, Bhirawa
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara-RB (MenPAN-RB) Asman Abnur berhasil menuntaskan program doktornya saat detik-detik akhir menjelang drop out (DO). Dari jatah masa kuliah tujuh tahun, Asman merampungkan kewajibannya sebagai mahasiswa sepanjang enam setengah tahun.
“Mestinya bisa cumlaude, tapi karena kuliahnya agak lama jadi hanya sangat memuaskan. IPK saya saya 3,98. Makanya saya juga terima kasih karena terus dipaksa-paksa supaya segera menyelesaikan kuliah saya ini,” kata dia usai menjalani ujian terbuka program doktoral di Universitas Airlangga (Unair), Senin (27/2).
Asman mengakui, menjalani sidang doktor ternyata cukup menyita energi.  “Ini sampai berkeringat menjawab pertanyaan penyanggah. Padahal biasanya tidak pernah sampai grogi seperti ini,” kata dia.
Dalam disertasinya, Asman mengangkat tema berjudul ‘Pengaruh Belanja Modal Pemerintah dan Investasi Swasta terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan Tenaga Kerja Terserap Serta Kesejahteraan Rakyat di Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau dalam Perspektif Islam’.
Alumni prodi S2 Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unair ini mengungkapkan, tema tersebut diangkat dalam disertasinya karena investasi, baik yang berasal dari belanja modal pemerintah, investasi swasta dapat menumbuhkan perekonomian daerah, dalam hal ini Provinsi Kepulauan Riau. Pertumbuhan ekonomi itu memang mampu menyerap tenaga kerja, dan pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Namun pada kenyataannya, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan itu tidak diimbangi dengan peningkatan pengeluaran untuk zakat, infak dan shodaqah. Para pengusaha sektor swasta telah beranggapan bahwa CSR (Corporate Social Responsibility) sebagai pengganti zakat, infak dan shadaqah.
Belanja modal pemerintah dan investasi swasta dengan fokus utama pada wilayah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), belum mengikuti tugas dan fungsi syariah Islam secara penuh untuk memerangi kebodohan, kesakitan, kemelaratan dan ketidakadilan di semua lini kehidupan masyarakat. “Ini berarti visi dan misi daerah kabupaten/kota di Provinsi Kepri untuk membangun masyarakat Madani yang Baldatun Toyibatun wa Robbun Ghofur belum dapat tercapai secara optimal atau kaffah,” papar dia.
Asman merekomendasikan agar belanja modal Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau diperbesar dalam bentuk pengeluaran investasi langsung yang menghasilkan (Direct Productive Investment) melalui revitalisasi perusahaan daerah, selain untuk pembangunan infrastruktur (Social Overhead Capiral/SOC). Hal itu dapat dilakukan dengan pemberian bantuan permodalan bagi koperasi dan UMKM yang banyak berkembang dalam ekonomi kerakyatan.
Rektor Unair Prof Moh Nasih mengakui, kualitas disertasi Asman masih standar-standar saja. Namun, pihaknya mengakui ada hasil yang tidak terduga dalam disertasinya. Karena dalam hipotesisnya, Asman melihat belanja modal seharusnya berpengaruh positif. Namun sebaliknya, belanja modal justru berpengaruh negatif.
“Ini disertasi yang unik dan langka. Jadi memang tidak masalah antara hipotesis dan hasil itu berbeda. Tidak perlu memaksa hingga memanipulasi data sampai akhirnya harus sesuai dengan hipotesis,” terang dia.
Nasih mengungkapkan tidak ada keistimewaan yang diberikan pihak universitas terhadap menteri dalam menjalankan kewajibannya sebagai mahasiswa. Proses perkuliahan Asman diakuinya berjalan normal dan kewajiban absensi minimal 80 persen sudah terpenuhi. “Kita memang mendesak agar segera diselesaikan. Karena sayang sekali kalau tidak selesai sementara nilai kuliahnya bagus,” pungkas Nasih. [tam]

Tags: