Lumajang Peringkat Tertinggi Kaki Gajah

Petugas kesehatan sedang mengobati penderita kaki gajah

Petugas kesehatan sedang mengobati penderita kaki gajah

Surabaya, Bhirawa
Masyarakat Lumajang harus berhati-hati terhadap kesehatan masyarakatnya. Banyak dari masyarakat Lumajang terkena penyakit Filariasis atau kaki gajah. Dari data yang dihimpun jumlah penderita kaki gajah, Kabupaten Lumajang mencapai 56 orang.
”Kabupaten Lumajang adalah daerah dengan peringkat tertinggi kasus kaki gajah, sedangkan peringkat kedua diduki oleh Malang dengan jumlah penderita 39 orang dan ketiga Ponorogo 32 orang,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim, dr Harsono.
Harsono mengatakan, banyaknya kasus kaki gajah di Lumajang disebabkan karena kurang baiknya masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan seperti banyaknya sarang dan bibit nyamuk.
Selain itu kurang baiknya perawatan yang dilakukan oleh penderita kaki gajah.
Kaki gajah merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahan (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki.
”Jika seseorang terjangkit kaki gajah kronis maka akan terjadi cacat permanen. Cacat ini akan menimbulkan hambatan psikologis, stigma social dan akan menurunkan sumber daya manusianya, sehingga akan menimbulkan kerugian ekonomi akibat tidak sedikit dari mereka yang sangat tergantung kepada keluarga,” paparnya.
Lebih lanjut Harsono menjelaskan, dalam penularan penyakit kaki gajah disebabkan oleh tiga spesies cacing filarial yaitu Wuchereria Bancrofti, Brugia Malayi, Brugia Timori. Cacing ini menyerupai benang dan hidup dalam tubuh manusia terutama dalam kelenjar getah bening dan darah. Cacing ini dapat hidup dalam kelenjar getah bening manusia selama 4 – 6 tahun dan dalam tubuh manusia cacing dewasa betina menghasilkan jutaan anak cacing (microfilaria) yang beredar dalam darah terutama malam hari.
”Jadi hampir setiap manusia di tubuhnya terdapat cacing filarial, tergantung bagaimana cacing ini dapat berkembang biak,” jelasnya.
Dijelaskannya, seseorang dapat tertular atau terinfeksi filariasis apabila orang tersebut digigit nyamuk yang sudah terinfeksi, yaitu nyamuk yang dalam tubuhnya mengandung larva (L3). Nyamuk sendiri mendapat mikro filarial karena menghisap darah penderita atau dari hewan yang mengandung mikrofolaria. Nyamuk sebagai vector menghisap darah penderita (mikrofilaremia) dan pada saat itu beberapa microfilaria ikut terhisap bersama darah dan masuk dalam lambung nyamuk.
”Dalam tubuh nyamuk microfilaria tidak berkembang biak tetapi hanya berubah bentuk dalam beberapa hari dari larva 1 sampai menjadi larva 3, karenanya diperlukan gigitan berulang kali untuk terjadinya infeksi. Didalam tubuh manusia larva 3 menuju sistem limfe dan selanjutnya tumbuh menjadi cacing dewasa jantan atau betina serta bekembang biak,” tuturnya.
Untuk mengatasi penyakit kaki gajah, kata Mantan Bupati Ngawi ini, dirinya meminta kepada masyarakat dan penderita untuk bersama-sama menjaga kebersihan dengan cara menghindarkan diri dari gigitan nyamuk, memberantas nyamuk serta sumber perindukan dan meminum obat anti penyakit kaki gajah secara masal.
”Jika ini dilakukan maka, penderita kaki gajah akan turun bahkan hilang,” jelasnya. [dna]

Tags: