Luncurkan DILS, Kini Semua Perpustakaan di Surabaya Terintegrasi

Pemkot Surabaya telah mengelola 461 Taman Baca Masyarakat yang tersebar di berbagai kelurahan di Surabaya. Dengan sistem DILS akan memudahkan pemkot untuk memonitor dan mengawasi perpustakaan. [zainal ibad/bhirawa]

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Pemkot Surabaya terus mengembangkan sistem untuk memonitor dan mempermudah pelayanan perpustakaan dan Taman Baca Masyarakat (TBM) di Surabaya. Kali ini, Pemkot Surabaya melalui Dinas Arsip dan Perpustakaan Surabaya meluncurkan sistem baru bernama DILS (Digital Integrated Library System).
Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Surabaya Musdiq Ali Suhudi menjelaskan, sejak 2014 Surabaya sudah mencanangkan kota literasi. Hingga saat ini, Pemkot Surabaya sudah mengelola 461 TBM yang tersebar di berbagai kelurahan di Surabaya dan 2 perpustakaan daerah yang ada di Balai Pemuda dan Rungkut. Bahkan, Pemkot Surabaya juga melakukan pendampingan terhadap 811 perpustakaan sekolah di SD, SMP, dan madrasah.
“Nah, untuk mengelola banyaknya perpustakaan itu, dibutuhkan sistem yang mampu memonitor dan mengawasi petugas serta kegiatannya, sehingga pelayanan perpustakaan lebih efektif dan efisien. Makanya, kami buat DILS ini,” kata Musdiq saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Selasa (19/2).
Menurut Musdiq, DILS ini merupakan sistem perpustakaan terintegrasi digital yang digunakan untuk mengelola data, terutama mengenai koleksi buku, e-Book, maupun sumber referensi lain agar dapat diakses secara terbuka dan gratis oleh masyarakat.
DILS ini dapat diakses melalui: http://dispusip.surabaya.go.id/dils. “Sistem ini masih baru dan kami bagi menjadi dua konten, yaitu internal melalui e-TBM dan eksternal melalui library one search (LOS),” kata dia.
Konten e-TBM yang hanya bisa diakses Dinas Arsip dan Perpustakaan ini merupakan sistem pengelolaan transaksi dan aktivitas perpustakaan, baik di perpustakaan umum, TBM, maupun perpustakaan sekolah. Tujuan pembuatan e-TBM ini adalah sebagai media monitoring internal organisasi secara online.
“e-TBM ini bisa digunakan untuk pengawasan terhadap kinerja petugas di lapangan, pendataan aktivitas di setiap perpustakaan, pemetaan koleksi buku di seluruh titik layanan perpustakaan, pendataan pengunjung perpustakaan, pendataan buku termanfaatkan yang meliputi buku dibaca dan buku dipinjam,” ujarnya.
Selain itu, konten library one search (LOS) yang merupakan sistem portal pencarian online satu pintu terkait dengan judul, tema, topik dan lain-lain sesuai kata kunci pencarian yang berasal dari 4 akses utama, yaitu buku koleksi perpustakaan/katalog, e-Book, video referensi dan referensi ilmiah yang ada di perguruan tinggi.
“Melalui sistem yang terbuka untuk umum ini, kita bisa mencari katalog atau koleksi buku-buku yang ada di perpustakaan umum, perpustakaan sekolah dan TBM. Kita juga sudah menyediakan e-Book untuk menfasilitasi masyarakat yang ingin membaca langsung lewat handphonenya, kami juga sudah sediakan video referensi misalnya cara beternak dan memasak,” kata dia.
Yang terbaru, lanjut dia, Dinas Arsip dan Perpustakaan juga sudah bekerjasama dengan empat perguruan tinggi di Kota Surabaya untuk mengembangkan referensi buku yang dibutuhkan masyarakat. Empat perguruan tinggi itu adalah ITS, Petra, Unair dan Unesa. “Jadi, melalui sistem ini kita sudah terhubung dengan perpustakaan di kampus ITS, Petra, Unair dan Unesa, karena kan selama ini biasanya kita kesulitan mengetahui buku-buku referensi mereka dan biasanya hanya dikhususkan untuk mahasiswanya masing-masing,” tandasnya. [iib]

Tags: