Luput dari Perhatian Pemerintah Daerah Tulungagung

Makam Kakek Bung Karno, R Hardjodikromo (tengah) di antara makam kerabat Soekarno lainnya di Pemakaman Kepatihan Kota Tulungagung.

Makam Kakek Bung Karno, R Hardjodikromo (tengah) di antara makam kerabat Soekarno lainnya di Pemakaman Kepatihan Kota Tulungagung.

Mengenal Sosok Sarinah (3-Habis)
Tulungagung, Bhirawa
Keberadaan makam Sarinah di Pemakaman Kelurahan Kepatihan Kota Tulungagung tidak banyak yang tahu. Hanya warga sekitar Pemakaman Kepatihan saja yang tahu karena mendapat cerita dari orangtua, kerabat atau melihat sendiri di area pemakaman.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tulungagung Suprayitno tidak mengetahui letak makam Sarinah. Kendati ia mengaku mengetahui jika keluarga Bung Karno dimakamkan di Pemakaman Kepatihan termasuk di antaranya Sarinah. “Makamnya (Sarinah) apa di dalam komplek makam keluarga Soekarno. Yang sebelah mana,” tanyanya kepada Bhirawa belum  lama ini.
Ia baru tahu kalau makam Sarinah berada di depan atau tepatnya di selatan komplek makam keluarga Soekarno setelah Bhirawa memberitahunya. “Harus diakui belum ada perhatian lebih dari pemerintah daerah terkait Sarinah. Padahal Sarinah di sekitar Kelurahan Kepatihan sudah dikenal juga sebagai keluarga Soekarno,” katanya.
Abainya pejabat pemerintahan di Tulungagung terkait keberadaan makam Sarinah disesalkan oleh Agus Hadi Sungkono. Menurut dia, kendati sudah pernah dilaksanakan seminar tentang Sarinah dan pemerintah daerah setempat sudah diberitahu hasil seminar, tetapi belum ada tidaklanjutnya.
“Saya kecewa juga dengan pemerintah daerah. Seharusnya ada langkah untuk menjadikan makam Sarinah dan keluarga Soekarno di Tulungagung sebagai wisata religi. Kalau ini dilakukan tentu nama Tulungagung akan semakin terkenal dan banyak wisatawan ke Tulungagung, selain ke Blitar untuk lebih mengetahui sejarah Bung Karno,” ujar Agus.
Sementara itu Suprayitno tidak menampik jika keberadaan makam Sarinah dapat lebih mengangkat nama Tulungagung di kancah nusantara. “Kalau memang bisa dijadikan wisata religi akan menghubungkan Blitar dengan Tulungagung terkait sejarah Soekarno,” tuturnya.
Bupati Tulungagung Syahri Mulyo SE, MSi mengatakan hal yang sama. Ia mengatakan jika memang makam Sarinah berpotensi untuk dikembangkan menjadi wisata religi mengapa  hal itu tidak dikembangkan.
“Kalau memang berpotensi, yang pertama akan dilakukan Pemkab adalah terkait sarana makam. Sarana makam harus direstorasi dulu,” ujarnya.
Kalangan DPRD Tulungagung pun mendukung upaya pengembangan makam Sarinah. Anggota Komisi D DPRD Tulungagung Suprapto SPt, MMA mengatakan makam Sarinah di Tulungagung menjadi aset untuk pengembangan wisata religi. “Kami memang abai selama ini tentang makam Sarinah, meski kami tahu ada makam Sarinah di Tulungagung,” bebernya.
Pengembangan makam Sarinah, lanjut politisi asal PDI Perjuangan ini sudah waktunya tidak lagi hanya menjadi wacana. Ia berjanji akan membicarakan lebih serius dengan rekan-rekannya di dewan dan eksekutif agar pengembangan makam Sarinah sebagai wisata religi dapat terwujud.
Soekarno sendiri dalam buku berjudul Sarinah, Kewadjiban Wanita Dalam Perdjoeangan Repoeblik Indonesia, tidak diragukan lagi penghormatannya pada Sarinah. Ia mengaku banyak mendapat pelajaran dari wanita yang banyak berpengaruh pada dirinya itu. “Semoga Tuhan membalas kebaikan Sarinah itu!,” tulis Bung Karno dalam pengantar bukunya. [Wiwieko Dh]

Tags: