
Ervan saat berlaga pada kejuaran catur di tingkat nasional.
Probolinggo, Bhirawa.
Kecintaan Mohammad Ervan pada olahraga catur berawal dari ketidak sengajaan. Ia menceritakan mulai menyukai catur gara-gara sering mengikuti ayahnya untuk nyangkruk di Poskamling tempat tinggalnya di Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.
Saat itu, usianya masih 5 tahun. Ia pun langsung jatuh hati pada olahraga otak ini. Dia pun meminta pada ayahnya untuk mengajarinya bermain catur. Setelah diajari oleh ayahnya, Ervan rajin mempraktikkannya dengan bermain bersama warga setempat di Poskamling.
Hobinya bermain catur itu berlanjut saat dia duduk di kelas 1 SD Tanjung Kidul, Paiton. Sepulang dari sekolah, dia biasanya mampir di perempatan jalan dekat lokasi sekolahnya. Di tempat itu, dia terus mengasah kemampuannya bermain catur dengan bermain bersama tukang becak yang kerap mangkal disana.
Karena sesuatu hal sempat vakum selama dua tahun, pada kelas 3 SD mulai mengikuti kejuaraan catur lokal di Paiton yang diselenggarakan oleh PJB Paiton. “Saya vakum karena saat itu tidak ada kejuaraan catur untuk pemula di Probolinggo,” katanya yang kini kuliah di UM Malang ini, Selasa 19/1.
Bakatnya yang terlihat di kejuaraan lokal tersebut terpantau salah satu klub catur di Paiton. Pada 2002, Ervan pun ditawari oleh klub Kuda Lari Paiton untuk ikut bergabung. Setahun berada di klub tersebut, Ervan mengikuti seleksi yang di adakan oleh Probolinggo untuk Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) untuk Usia 12 tahun (U-12) di Pamekasan.
Pada kejuaraan resmi perdananya tersebut, dia langsung menyumbangkan medali emas untuk Probolinggo. Sejak saat itu, Ervan pun rutin menyumbangkan medali bagi Probolinggo di ajang Kejurprov mulai 2003 hingga 2012.
Menurut Ervan, hanya 2 kali gagal menyumbangkan medali emas bagi Probolinggo. Hal itu terjadi pada 2009 dan 2010. Saat itu, saya hanya meraih medali perak. “Kejurprov yang saya ikuti dimulai dari kelompok usia 12 tahun pada 2003 hingga yang terakhir untuk usia 20 pada tahun 2012,” ujarnya.
Selain meraih sukses di ajang Kejurprov, dirinya juga berhasil meraih prestasi di ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas). Berhasil meraih medali emas di Kejurnas perdananya pada tahun 2005 di Tarakan untuk usia 14 tahun. Saya kembali meraih emas pada tahun 2007 dan 2010 di ajang yang sama.
Pada 2013, tidak ikut ajang Kejurprov. Ini, dikarenakan saya konsentrasi mengikuti ajang seleksi SEA Games di Jakarta. Di ajang SEA Games yang diselenggarakan di Myanmar, saya mengikuti 3 nomor. Yakni, nomor catur cepat, nomor klasik, dan nomor kilat.
Dari 3 nomor tersebut, berhasil meraih perak di nomor klasik dan kilat. Pada 2014, kembali mengikuti ajang Kejurprov di Sidoarjo untuk kelas senior. Lagi-lagi, ia berhasil menyabet emas. Namun, di tahun yang sama pula, dia gagal meraih juara di ajang kejurnas karena kalah di babak 8 besar.
Saat itu, saya kalah dalam sistem poin,” tandasnya. Pada tahun berikutnya, tidak mengikuti Kejurprov karena sakit. Praktis, tidak dapat mengikuti ajang kejurnas di tahun yang sama. Ini, dikarenakan untuk mengikuti ajang Kejurnas harus mengikuti seleksi melalui Kejurprov.
Masih di 2014, berhasil meraih medali emas di ajang Pra-PON di Jatim. Hasil ini membuatnya terpilih menjadi salah satu perwakilan tim catur Jawa Timur di ajang PON yang akan diselenggarakan di Jawa Barat tahun ini.
Dirinya saat ini sedang berkonsentrasi untuk meraih hasil positif di PON nanti. Berharap mampu membantu tim catur Jatim meraih medali emas di nomor beregu putra yang terdiri atas 3 nomor. Yakni catur cepat, catur kilat, dan catur klasik.
“Selain itu, saya memiliki target untuk berhasil meraih gelar Master Internasional pada tahun ini. Karena itu, selepas PON nanti, saya akan mengikuti sejumlah kejuaraan internasional,” tambahnya.(wap)