M Nasih Resmi Dilantik Jadi Rektor

Prof Mohammad Nasih

Prof Mohammad Nasih

Surabaya, Bhirawa
Setelah terpilih secara aklamasi, Prof Mohammad Nasih akan menduduki kursi Rektor Universitas Airlangga (Unair) periode 2015-2020 mulai, Selasa (16/6) hari ini. Pengganti Prof Fasichulisan ini akan dilantik secara resmi oleh Ketua Majelis Wali Amanah (MWA) Sudi Silalahi di Aula Garuda Mukti lantai 5 Kantor Manajemen Kampus C Unair.
Disampaikan Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair Bagus Ani Putra, selain kehadiran Sudi Silalahi, segenap anggota MWA juga akan menjadi saksi momentum lima tahunan ini. Di antaranya ialah Hatta Ali, Chairul Tanjung, Mohammad Nuh, Dwi Soetjipto, Fasichulisan, Mohamad Dikman Angsar, Frans Limahelu, Mohammad Faried, Sri Hajati, Moh Alim Alamsyah, Susetiyono, Muhammad Amin, Imam Prihandono, Junaidi Khotib, Widi Hidayat, Bandri Munir Sukoco, Febryan Kiswanto, Triyono Wibowo dan Mahmudin Yasin.
“Sesuai konfirmasi hari ini (kemarin), anggota MWA yang tidak hadir adalah Dirut Pertamina Dwi Soetjipto. Pak Menteri (Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir) kemungkinan juga tidak bisa datang,” kata Bagus Ani, Senin (15/6).
Selain dikabarkan tidak dihadiri Menristek Dikti, dalam pelantikan ini M Nasih juga berencana tidak ada pidato darinya sebagai rektor baru. “Yang menyampaikan pidato hanya Ketua MWA,” kata Nasih saat dihubungi.
Meski demikian, pria asal Gresik ini menegaskan akan tetap bergerak cepat pasca pelantikan dilangsungkan. Salah satu program kerja terdekatnya ialah konsolidasi dalam rangka reorganisasi di internal Unair. “Ini harus dilakukan. Setiap perubahan pimpinan tentu diperlukan reorganisasi, penataan kembali,” papar Nasih.
Ditanya terkait rekomendasi MWA yang mengharapkan dua kandidat sebelumnya, Djoko Santoso dan Umi Athiyah masuk ke jajaran wakil rektor, Nasih belum bisa memastikan. Alasannya, keputusan-keputusan itu masih perlu pertimbangan lebih lanjut. “Kita perlu menunggu konsolidasi lebih lanjut,” imbuhnya.
Soal penerimaan mahasiswa baru tahun angkatan 2015-2016 ini, Nasih menyebut tidak ada program khusus karena ini tahunan. Kendati demikian dia akan menekankan agar penerimaan mahasiswa baru melalui jalur mandiri untuk gelombang satu dan berikutnya lebih ditingkatkan kualitasnya. Sebelumnya, Nasih mengusulkan perlunya tambahan satu orang warek, sehingga kelak ada empat orang warek. Warek keempat akan ditugasi mengurusi masalah penelitian supaya lebih banyak dan terarah. Tugas lain warek IV adalah menangani publikasi. Selama ini penelitian ditangani warek I yang mengurusi kemahasiswaan. Warek II bidang keuangan, dan warek III soal umum dan alumni.
Disinggung soal skripsi, Nasih menyebut tetap ada. Menurutnya, tujuan skripsi agar mahasiswa bisa berpikir sistematik, mampu memecahkan masalah secara objektif dan ilmiah. Ini disampaikan Nasih menyikapi pernyataan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang menyebut skripsi bersifat opsional. “Bagi saya skripsi tetap perlu ada untuk membangun ilmu pengetahuan terstruktur, pecahkan masalah secara sistematik,” urainya.
Untuk menghindari skripsi asal-asalan, Nasih menyebut idealnya satu dosen pembimbing mengawasi maksimal enam mahasiswa. Lebih dari enam, proses bimbingan tidak akan optimal, akhirnya hasil skripsi asal-asalan. “Akan kita atur, satu dosen pembimbing awasi enam mahasiswa agar ada peningkatan penjaminan mutu dari penulisan skripsi,” pungkasnya. [tam]

Rate this article!
Tags: