Macetkan Jalan, Wali Kota Malang Tegur Langsung Pedagang Takjil

Wali Kota Malang Sutiaji, saat berdialog dengan para penjual takjil. Ia meminta agar para penjual tidak mengganggu aktifitas pengguna jalan.

Kota Malang, Bhirawa+
Kondisi kemacetan di Kota Malang semakin  memprihatinkan utamanya pada jam-jam sibuk seperti menjelang, berbuka  puasa di Bulan Ramadhan, beberapa ruas jalan di Kota Malang dipadati dengan penjual takjil.
Wali Kota Sutiaji tegur langsung,  biang kemacetan  di jalan Veteran. Ini dilakukan sekembali dari acara silaturahmi bersama Kepala TK/SDN/SMPN se kota Malang di kantor Dinas Pendidikan, akhir pekan kemarin.
“Saya lewat di jam jelang berbuka dan di sekitar Jalan Veteran khususnya area utara jalan sudah banyak beraktifitas penjualan takjil, yang mengakibatkan terjadinya  kemacetan panjang,  dan saya dengar langsung keluhan para pengguna jalan, makanya saya tegur langsung mereka,”tutur Sutiaji.
Ternyata biang kemacetan itu, lanjut Sutiaji,   ada mobil pembeli yang belanja takjil tanpa turun dari mobil,  tanpa memarkir  kendaraannya di area yang lapang,   yang mengakibatkan kendaraan dibelakangnya terhambat dan terhenti.
“Ini ngak boleh terjadi  masak jual takjil menutup jalan, kasihan pengguna jalan lainnya, kami tidak pernah melarang penjual takjil dimanapun, asal tertib dan tidak berada di badan jalan,” “tegas Sutiaji.
Melihat, beberapa mobil macet karena membeli takjil,  aksi spontan dilakukan   Wali kota Malang,  yang juga seroarang ustadz itu. Tidak segan-sehan Sutiaji mendatangi dan mengetuk kaca mobil pembeli takjil sekaligus memberikan teguran,  agar tidak betransaksi di jalan raya.
“Yang dilakukan pembeli  dan penjualnya sekaligus itu membuat macet. Makanya kami langsung menegur keduanya, jangan membeli dan berjualan di tengah jalan, inio mengganggu pengguna jalan lain,”tukasnya.
Dia menegaskan, Pemkot Malang tidak pernah melaran,g  aktifitas jualan takjil, saat Bulan Ramdhan,   tapi kalau ternyata menimbulkan kemacetan dan ketidaknyamanan, orang lain  itu jelas merugikan,, dan akan ditertibkan.
“Ramadan itu, bulan mencari berkah, jangan sampai menyusahkan atau merugikan   banyak pihak. Kalau ini dikaitkan dengan ramadhan,  jelas tidak berkah,  tidak barokah serta justru mengurangi nilai Ibadah Ramadhan,  karena membuat orang menjadi terganggu,  menjadi emosi,  “imbuhnya.
Sutiaji, bahkan secara khusus menyampaikan pesannya kepada masyarakat, melalui berbagai kegiatan, termasuk pada pertemuan di safari Ramadhan, di beberapa masjid yang dia lakukan. Dirinya tidak henti-henti mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan aktifitas yang mengganggu orang lain selama Bulan Ramdhan. [mut]
“Salah satu hikmah puasa iotu adalah, ihlas dalam berbuat, dan ihlas itu menyerahkan urusan kepada Allah,  dan selalau berbuat  dengan mengedepankan rido Allah. Nah kalau perbuatan kita mengngganggu kenyamanan orang lain, berarti mengurangi nilai-nilai ibadah puasa di Bulan Ramdhan,”tambahnya.
Seperti diketahui,  aktifitas jualan takjil memang menjadi rutinitas tahunan.  Sekaligus menjadi peluang sebagian orang untuk mencari tambahan rejeki dari sana.  Pemerintah Kota pun tidak pernah melarang aktifitas tersebut,  yang dilarang dan dihimbau selalu agar aktifitas ini tidak mengganggu jalan dan merugikan kepentingan publik lainnya.
Namun demikian, terhadap aktifitas penjual takjil yang mengganggu tentunya akan dilakukan teguran, agar jangan sampai terjadi polemik antara pengguna jalan dengan masyarakat yang melakukan aktiutifas penjualan takjil.
Patut diketahuim di sejumlah ruas jalan di Kota Malang kerap sekalai menjadi langgan penjualan takjilk, seperti di kawasan Jalan Soekarno Hata, Jalan Sulfat , Jalan Danau Jonge dan beberapa ruas jalan lainnya. [mut]

Tags: