Madiun Square Umbul Bangkit Kembali

Tampak kolam renang Madiun Square Umbul di Desa Glonggong Kecamatan Dolopo Kab Madiun yang selalu dibanjiri pengunjung. [sudarno/bhirawa]

(Berkat Dukungan Gubernur Jatim)
Kab Madiun, Bhirawa
Satu-satunya di Jawa Timur dan nomor dua se Indonesia, Madiun Square Umbul (MSU) atau biasa disebut Obyek Wisata Umbul (OWU) di Desa Glonggong Kecamatan Dolopo Kab Madiun, yang telah mengadakan pemutaran Film 9 demensi kepada pengunjunganya. Kedua yakni Trans Studio Bandung juga memutar Film 9 demensi. Itu sebabnya, MSU di jalan Raya Madiun – Ponorogo 12 Km arah selatan Kota Madiun ini, selalu dibanjiri pengunjung dari Madiun sekitarnya dan sebagaian pengunjung dari kab/kota di Jatim lainnya serta pengunjung dari wilayah perbatasan Jatim dengan Jawa Tengah (Sragen, Wonogiri, Tawangmangu dan Sukoharjo. Red).
Jika setiap harinya, pengunjung relatif sedikit tetapi selalu ada. Tetapi kalau hari Sabtu, Minggu tak kurang dari 1.500 pengunjung dan apabila hari besar atau hari liburan pengunjungnya lipat dua kali. Kondisi MSU yang merupakan BUMD termuda di Kab Madiun ini, bisa bangkit kembali setelah mendapat suntikan dana dari Pemprov Jatim pada tahun 2011 yang mana kala itu Pakde Karwo (Dr. Soekarwo, SH. M.Hum, Gubernur Jatim. Red) mempunyai keinginan untuk menghidupkan kembali OWU itu.
“Ya, secara otomatis, setelah diperbaiki dengan berbagai kelengkapan obyek wisata yang menelan dana sekitar Rp4,5 miliar lebih itu, sampai sekarang ini, menjadi jujukan para penggemar obyek wisata di Madiun sekitarnya dan warga perbatasan Jatim dengan Jateng selalu berbondong-bondong datang ke MSU dan  menyaksikan Film 9 demensi tersebut,”Dirut Madiun Square Umbul, Dolopo Kab Madiun, R. Afri Handoko, S.Sos. M.Si didampingi, Kepala Devisi Umum dan Pemasaran MSU, Agus Mahendra, SE kepada Bhirawa, Rabu (15/3).
Dijelaskan oleh Agus Mahendra, dalam pembangunan kembali OWU atau MSU, khusus pembangunan fisik dari Pemprov Jatim dalam hal ini Pakdes Karwo (Gubernur Jatim) sekitar Rp4,5 miliar lebih itu diperuntukan pembangunan wahana wisata. Sedang dana penyertaan MSU dari Pemkab Madiun Rp6 miliar juga telah didok atau disahkan oleh DPRD Kab Madiun belum lama ini. Hanya penyerahan dana penyertaan itu diberikan setiap tahunnya sebesar Rp1 miliar.
“Jadi penyerahkan dana penyertaan dari Pemkab Madiun secara bertahap selama enam tahun, untuk pembangunan kolam renang dan kelengkapan kandang binatang. Sedangkan hewan/binatangnya hibah dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA),”papar Agus Mahendra menjelaskan.
Sebenarnya kata Afri Handoko dan Agus Mahendra, kalau soal hewan/binatang untuk MSU sudah banyak penawaran hibah dari BKSDA. Tetapi kakrena MSU belum mempunyai kelengkapan kandang binatang, sementara penawaran hibah binatang ditunda atau kalau sekarang belum bsa menerima. Kecualai kalau nanti kelengkapan kandang sudah ada hibah binatang pasti diterima.
Sekarang ini yang lebih prinsip lagi lanjut Afri Handoko, setelah MSU ditinjau oleh Direktur Kekayaan Hayati dan Ekologi, Kementrian Kehutanan dan Linhkungan Hidup untuk melihat dari dekat kondisi MSU kemudian diberikan waktu 2 tahun MSU harus sudah melengkapi persyaratannya sebagai ijin lembaga konservasi (LK). Untuk itu, MSU harus bekerja keras menyelesaikan beberapa pembangunan sebagai persyaratannya.Misalnya, sekarang ini yang menjadi kendala seperti penataan lahan dan pembangunan pagar keliling yang masih dalam proses. Kalau soal lahan, awalnya hanya 1,9 haktare, kini sudah menjadi 3 hektare dan nanti harus bisa menjadi 5 hektare juga tidak masalah.
“Yang jelas, MSU sebagai Perusahaan Daerah yang termuda di Kab Madiun, sekarang sudah dapat diacungi jempol dan nantinya harus bisa jadi jagoan. Artinya, kedepan tahun 2018 dan seterusnya, MSU harus menjadi obyek wisata yang presentatip atau menjadi tempat wisata yang mendapat perhatian masyarakat di Madiun dan di Jawa Timur,”ungkapnya berharap.
Dikatakannya, sebenarnya obyek wisata umbul ini, berada sejak zaman Belanda dulu. Namun karena puluhan tahun dikelola Pemkab Madiun di swastakan kurang menguntungkan dan lama tidak diperbarui perijinannya jadinya tidak terawat. Setelah dikelola PD MSU empat tahun lalu, sekarang mulai bangkit dan dapat memberikan sumbanga kontribusi kepada Pemkab Madiun.
“Itupun, juga berkat adanya dukungan Pade Karwo (Dr. H. Soekarwo, SH. M.Hum Gubernur Jatim. Red) yang menginginkan obyek wisata umbul harus berdiri kembali sebagai tempat obyek wisata sebagaimana sebelumnya dan sekarang telah terwujud,”jelasnya.
Menurutnya, kedepannya, MSU telah merancang akan membangun lima zona kelengkapan obyek wisata lainnya. Misalnya, zona satu bangun gerbang gapura masuk ke MSU, bangun pagar keliling. Zona kedua bangun loket yang lebih menarik. Zona ketiga bangun lorong sejarah keberadaan MSU. Karena MSU titisan kerajaan Ngurawan Mojopahit. Bangun gedung berbentuk buaya, bangun gambar-gambar tiga demensi, taman pendidikan untuk anak-anak sekolah..
Zona keempat bangun rumah hantu dan taman. Zono kelima bangun sirkuit ATV dan Gobat yang mana ditengah-tengahnya sirkuit ada pujasera dan mushola. Juga dibangun rumah kaca  dan taman botani (taman pendidikan). Juga bangun pusat/kios suvenir atau oleh-oleh makan khas di Madiun dan bangun rumah makanan.
“Ya, pokoknya sesuai harapan kita, semua pengunjung di MSU harus benar-benar merasakan rekreasi dan dapat menikmati semuanya. Sehingga, nantinya masuk keluar MSU harus dipisahkan tidak seperti saekarang ini masuk keluar masih jadi satu. Tapi nantinya tidak seprti itu lagi,:”pungkasnya. [dar]

Rate this article!
Tags: