Madrasah Tulungagung Tuntut Predator Anak Dihukum Maksimal

Sejumlah siswa membentangkan karton bertuliskan huruf yang membentuk kalimat Stop Kekerasan Seksual Pada Anak, seusai melakukan aksi keprihatinan.

Sejumlah siswa membentangkan karton bertuliskan huruf yang membentuk kalimat Stop Kekerasan Seksual Pada Anak, seusai melakukan aksi keprihatinan.

Tulungagung, Bhirawa
Kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan yang akhir-akhir ini marak di tanah air membuat siswa siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Arrosidiyah, Desa Sumberagung, Kec Rejotangan, Kab Tulungagung melakukan aksi keprihatianan. Kegiatan yang dilakukan di areal sekolah dan bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), Jumat (20/5), itu dilakukan layaknya aksi unjuk rasa.
Mereka membawa dan mengacung-acungkankan poster yang bertuliskan ajakan agar tak terjadi lagi kekerasan pada anak. Seperti di antaranya, Stop Child Abus dan Cinta Anak Indonesia.
Selain itu, para siswa juga mengemukakan tuntutan pada penegak hukum dan pemerintah agar anak Indonesia dapat terlindungi dan terbebas dari predator anak. Beberapa tuntutan itu di antaranya, agar penegak hukum menuntut tindak kekerasan terhadap anak dan perempuan dengan hukuman maksimal, selain agar penegak hukum memprioritaskan penanganan kasus tindak kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan.
Mereka pun minta Pemprov Jatim dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Jatim segera melakukan koordinasi dengan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) untuk memprioritaskan program pencegahan tindak kekerasan seksual dan melakukan pendampingan terhadap anak dan perempuan.
Kepala MI Arrosidiyah, Eti Rohmawati mengatakan, aksi yang dilakukan murid-muridnya merupakan cerminan sikap anak Indonesia yang antikekerasan. ”Apalagi kini Jatim sedang dalam kondisi darurat kekerasan seksual,” katanya.
Menurutnya, sekarang diperlukan penyatuan seluruh komponen masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan lainnya untuk bersinergi dalam upaya pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan. ”Jangan sampai terus terulang kekerasan pada anak. Tak terkecuali kekerasan seksual anak,” tuturnya. [wed]

Tags: